Jembatan dengan gabungan seni artistik dan kekuatan |
Bojonegoro - Dusun Lorkali Desa Gondang Kecamatan Gondang kabupaten Bojonegoro, adalah daerah yang sebenarnya tidak termasuk kategori terisolir. Pada dasarnya, dusun ini sangat dekat dengan jantung desa dan kota Kecamatan Gondang. Bahkan, terlihat dengan jelas dari balai Desa Gondang. Hanyasaja, wilayah ini dari pusat desa, dipisahkan oleh sungai dengan lebar rata-rata 35 m.
Melihat kondisi tebingnya, maka termasuk dalam kategori sungai dengan tebing landai. Ketinggian air normal antara 25 – 50 cm dengan dasar sungai padas berpasir. Sehingga sangat mudah bagi kendaraan melewati sungai tersebut pada saat musim kemarau atau tidak ada banjir.Tapi, jangan ditanya saat musim hujan.
Lalu, bagaimana kondisi sungai tersebut saat musim hujan atau pun saat banjir? Maka kondisi tersebut sangat mengganggu bagi seluruh warga dusun Lorkali yang berjumlah 213 KK tersebut, yang sebagian besar adalah petani, buruh tani, pedagang, tukang pecah batu koral. Karena semua kegiatan lalu lintas yang melewati sungai tersebut terhenti total setidaknya selama 2-3 jam, bila banjir datang.
Jadilah dusun Lorkali terisolir beberapa saat, namun cukup mengganggu aktivitas masyarakat. Karena kejadian banjir pada musim hujan cukup sering dan cenderung membahayakan jiwa penduduk setempat khususnya kaum perempuan dan anak-anak sekolah, mengingat ketinggian air banjir mencapai 1,5 m hingga 2,5 m. Bahkan pada kondisi tertentu, sebagian dusun ikut terendam.
Kondisi ini tentu saja menjadi keprihatinan para tokoh masyarakat setempat dan penduduk dusun Lorkali. Berbagai upaya untuk mendapatkan sebuah jembatan agar memudahkan penduduk Lorkali dan penduduk dari luar dusun bisa melewati sungai tersebut dengan aman terus dilakukan. Hingga pada tahun 2010 terbuka peluang untuk mengajukan kebutuhan jembatan tersebut melalui PNPM-MPd 2010.
Melalui skema optimalisasi pada waktu itu maka usulan yang berasal dari kelompok campuran dapat terdanai. Namun demikian, mengingat kemungkinan dana yang dibutuhkan melebihi pagu yang ditentukan, maka oleh FT waktu itu, direncanakan dengan menggunakan desain jembatan gantung, dengan catatan maksimal hanya kendaraan roda dua yang dapat melewati.
Seiring perjalanan waktu, sebelum desain jembatan gantung disetujui maka Tim Faskab (Fas.T-Kab, FasKeu, Asisiten Fas.T-Kab, asisiten Fas-Kab), melakukan supervisi di lapangan. Dengan melihat kondisi asli lokasi calon jembatan maka atas pertimbangan teknis, yang meliputi :
Saat banjir aliran sungai yang tidak membawa material berat (batu,kayu dll)
Kondisi sungai yang landai dan ketinggian muka banjir yang tinggi dan aliran banjir yang deras, cukup riskan bila dibangun jembatan gantung.
Dasar sungai berupa padas berpasir
Deposit batu dan sirtu banyak terdapat di sekitar desa
Dapat memanfaatkan batu pecah produk tangan dari penduduk setempat
Tukang batu dan pekerja tersedia di desa
Melihat kondisi tebingnya, maka termasuk dalam kategori sungai dengan tebing landai. Ketinggian air normal antara 25 – 50 cm dengan dasar sungai padas berpasir. Sehingga sangat mudah bagi kendaraan melewati sungai tersebut pada saat musim kemarau atau tidak ada banjir.Tapi, jangan ditanya saat musim hujan.
Lalu, bagaimana kondisi sungai tersebut saat musim hujan atau pun saat banjir? Maka kondisi tersebut sangat mengganggu bagi seluruh warga dusun Lorkali yang berjumlah 213 KK tersebut, yang sebagian besar adalah petani, buruh tani, pedagang, tukang pecah batu koral. Karena semua kegiatan lalu lintas yang melewati sungai tersebut terhenti total setidaknya selama 2-3 jam, bila banjir datang.
Jadilah dusun Lorkali terisolir beberapa saat, namun cukup mengganggu aktivitas masyarakat. Karena kejadian banjir pada musim hujan cukup sering dan cenderung membahayakan jiwa penduduk setempat khususnya kaum perempuan dan anak-anak sekolah, mengingat ketinggian air banjir mencapai 1,5 m hingga 2,5 m. Bahkan pada kondisi tertentu, sebagian dusun ikut terendam.
Kondisi ini tentu saja menjadi keprihatinan para tokoh masyarakat setempat dan penduduk dusun Lorkali. Berbagai upaya untuk mendapatkan sebuah jembatan agar memudahkan penduduk Lorkali dan penduduk dari luar dusun bisa melewati sungai tersebut dengan aman terus dilakukan. Hingga pada tahun 2010 terbuka peluang untuk mengajukan kebutuhan jembatan tersebut melalui PNPM-MPd 2010.
Melalui skema optimalisasi pada waktu itu maka usulan yang berasal dari kelompok campuran dapat terdanai. Namun demikian, mengingat kemungkinan dana yang dibutuhkan melebihi pagu yang ditentukan, maka oleh FT waktu itu, direncanakan dengan menggunakan desain jembatan gantung, dengan catatan maksimal hanya kendaraan roda dua yang dapat melewati.
Seiring perjalanan waktu, sebelum desain jembatan gantung disetujui maka Tim Faskab (Fas.T-Kab, FasKeu, Asisiten Fas.T-Kab, asisiten Fas-Kab), melakukan supervisi di lapangan. Dengan melihat kondisi asli lokasi calon jembatan maka atas pertimbangan teknis, yang meliputi :
Saat banjir aliran sungai yang tidak membawa material berat (batu,kayu dll)
Kondisi sungai yang landai dan ketinggian muka banjir yang tinggi dan aliran banjir yang deras, cukup riskan bila dibangun jembatan gantung.
Dasar sungai berupa padas berpasir
Deposit batu dan sirtu banyak terdapat di sekitar desa
Dapat memanfaatkan batu pecah produk tangan dari penduduk setempat
Tukang batu dan pekerja tersedia di desa
Ketika Pengerjaan +- 20% Proyek Terkena Banjir |
Masyarakat sekitar juga gotong royong meraih mimpi |
Namun demikian desain jembatan pelengkung yang “tidak biasa” ditemukan di lingkungan Kecamatan Gondang ini memerlukan sosialisasi kepada masyarakat desa, kecamatan, PjOK, Camat, agar mereka yakin bahwa jembatan pelengkung cocok digunakan di lokasi tersebut. Selanjutnya usulan Jembatan pelengkung dengan panjang 32.50 m dan lebar 2.50 m ditetapkan untuk dialokasikan dana PNPM-MP 2010 melalui MAD Penetapan tanggal 22 Juli 2010sebesar Rp. 211.601.500,-
Maka pada awal bulan Agustus 2010 dilaksanakan kegiatan pembangunan jembatan pelengkung di Dsn. Lorkali Ds. Gondang Kec. Gondang yang dikoordinir oleh TPK desa yang terdiri dari orang-orang tanggguh seperti Andi Asmoyo, yang “didapuk” menjadi ketua, Mugi Santoso sebagai sekretaris dan Mutamto ditunjuk sebagai bendahara panitia pembangunan “impiananaknegeri” ini.
Dengan didampingi Kepala Desa Rugito dan tokoh masyarakat setempat, serta semua komponen masyarakat yang ada di desa, mimpi anak negeri ini terwujud dalam kurun waktu 7 bulan. Terjadi keterlambatan dari rencana yang akan diselesaikan dalam waktu 3 bulan. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor hambatan yang dapat digolongkan menjadi 3 penyebab, diantaranya :
sempat terjadi kekosongan Fasilitator Teknik Kecamatan, sehingga pendampingan dilakukan oleh tim teknik dari kabupaten (Fas.T-Kab dan asisten Fas.T-Kab didukung Faskeu, Fas-kab dan Asisten Fas-Kab), sebelum akhirnya diisi dengan tenaga baru yang mampu mendampingi TPK dan desa menyelesaikan pekerjaannya
pengaduan dari salah satu masyarakat kepada Bupati Bojonegoro yang meragukan kekuatan jembatan, sehingga kegiatan perlu dihentikan dan diperiksa oleh PU Kabupaten yang akhirnya menyatakan jembatan layak dilanjutkan pengerjaannya
pengerjaan jembatan memasuki musim hujan dan sempat terjadi banjir besar sekitar 3 kali yaitu pada tanggal 16 Oktober 2010, 7 Nopember 2010 dan sangat besar terjadi pada tanggal 22 Desember 2010 (hingga sebagian dusun ikut terendam) yang mengakibatkan kerugian waktu, tenaga dan material
Namun demikian, faktor hambatan di atas tidak menyurutkan penduduk Dsn. Lorkali Ds. Gondang Kec. Gondang untuk mewujudkan jembatan yang sudah lama diimpikan. Hingga pada tanggal 20 Maret 2011 dapat dilakukan MDST dengan hasil akhir sebagai berikut :
Panjang jembatan mencapai 32,50 m terdiri dari 4 pelengkung dengan diameter 6 m, dan satu pelengkung dengan diameter 4 m
Lebar jembatan 3 m dengan lebar efektif 2,4 m
Jumlah pilar sebanyak 4 buah dengan Tinggi pilar 2 m dan tebal pilar 1,50 m
Kedalaman pondasi 2 m
Panjang oprit kanan dan kiri masing-masing 30 m
Membutuhkan tenaga sebanyak 2.077 HOK dari 25 orang pekerja ( diluar swadaya )
Biaya yang dibutuhkan dari BLM Rp. 211.601.500,- dan swadaya Rp. 28.502.500,-
Sampai dengan saat ini jembatan pelengkung tersebut masih berfungsi dengan baik. Bahkan telah ditingkatkan pada lantai atas jembatan dan oprit jembatan dengan konstruksi paving stone sehingga lebih menggairahkan penduduk dusun Lorkali meraih mimpi-mimpinya yang lain. (wibi/punk). Ditulis oleh Oleh : Saiful Anwar,ST dan Wibowo,ST *) Saiful Anwar, ST adalah Fasilitator Teknik Kecamatan Gondang, dan Wibowo ST adalah Asisten Fasilitator Teknik Kabupaten Bojonegoro
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan ketikkan komentar Anda...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.