Dialog
Mr. Axel. Mrs. Suzana dengan
Bidan Desa Nataliawati (Kacamata) dan Ibu Sumiati
(gendongbayi) yang melahirkan
di Polindes Kedungsekar
|
Setelah berdialog dengan beberapa petugas di Puskesmas, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Desa Kedungsekar melalui Desa Dadapkuning. Dengan dikawal PTWAL dari POLDA JATIM, terdengar suara sirine kendaraan menambang semarak kunjungan Bank Dunia tersebut. Melalui jalan Desa yang cukup sempit, melewati sawah-sawah membuat terpesona para rombongan dengan berkomentar “ Layak “ Desa Kedungsekar mendapatkan kegiatan Gedung Polindes dari PNPM Mandiri Perdesaan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, mudah diakses dan mendapatkan pelayanan yang baik dari tenaga medis dan bidan desa. Setelah sampai di Polindes Kedungsekar, Nataliawati Tantiana – sang bidan desa menyambut rombongan dengan mengatakan “ Welcome to Polindes Kedungsekar “ ….
Mr. Axel dan rombongan cukup terkesan dengan cerita Bidan Desa dan wawancara dengan salah satu pemanfaat yang pernah melahirkan di Polindes tersebut. Pada awalnya, desa Kedungsekar tidak memiliki Gedung Pilindes, pelayanan kesehatan dilakukan di rumah kontrakan Ibu Bidan. Kemudian menempati rumah dinas guru SDN Kedungsekar yang direhab sedemikian rupa untuk pelayanan. Namun setelah rumah dinas tersebut ditempati yang punya akhirnya tidak ada lagi tempat pelayanan kesehatan khususnya untuk bersalin. Dari sinilah masyarakat akhirnya mengusulkan kegiatan Polindes melalui Musyawarah Khusus Perempuan PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2011.
Bersama Mr. Axel Wapres Bank Dunia di Puskesmas Benjeng
|
Yang menarik dari kegiatan tersebut dalam perkembangannya, Bidan Desa merekrut tenaga asisten dan Kader Kesehatan yang berjumlah hingga 4 orang. Selain dapat memberikan lapangan pekerjaan juga dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Ketika ditanya kenapa masyarakat memilih ke Polindes untuk bersalin ketimbang ke Puskesmas, dijawab dengan diplomatis oleh Ibu Bidan Nataliawati, bahwa masyarakat memilih ke Polindes karena tempatnya yang bersih, pelayanan yang ramah dan baik. Apakah tidak karena Bidannya yang cantik ?? dijawab dengan kelakar “ mudah-mudahan iya Mister “ ….Suasana begitu hangat,, cair dan sangat dengan tim Bank Dunia dengan Masyarakat ketika itu.
Kegiatan dilanjut dengan dialog di Balai desa Kedungsekar, yang dipandu oleh Dayu Nirma – penerjemah dari Bank Dunia dijelaskan bahwa Mr. Axel menyebut Perempuan berperan penting dalam Program Pemberdayaan Masyarakat. Terbukti Usulan kegiatan Polindes berasalh dari pemikiran kelompok perempuan. Karena pentingnya perempuan anak-anak Mr. Axel jika dirumah mengatakan bahwa “ Ayah boleh Kepala Rumah Tangga , tapi Ibu yang Pegang Lehernya “ disambut aplous oleh yang hadir saat itu. Lebih lanjut Mrs. Suzana PSF World Bank sangat terkesan dengan partisipasi masyarakatnya. Dia menambahkan semua keberhasilan ini tak lebih dari kerja keras dari UPK, BKAD, BPUPK , FK dan FT yang ada di kecamatan.
Suasana Dialog di Balai Desa Kedungsekar
|
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan ketikkan komentar Anda...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.