Audit Antar Desa Sebagai Wadah Belajar Bersama Pelaku Tingkat Desa

Nganjuk - Budaya “ewuh pakewuh” atau “sungkanisme” dengan mengatakan yang sejujurnya tentang kekurangan teman sulit sekali dihilangkan. Perlu kesadaran dan keterpaksaan untuk bisa menghilangkannya. Dalam rangka “memaksa” untuk menghilangkan budaya tersebut di atas salah satu yang diterapkan di Kecamatan Loceret adalah Pelaksanaan Audit antar Desa untuk Kegiatan Tahun 2013. Agenda Audit tersendiri di bungkus dalam Rakor Bulanan TPK dan KPMD sehingga para pelaku tidak merasa was-was dan Takut.  

Dalam agenda rakor itulah di jelaskan tentang Audit dan Form-form yang harus diisi seperti :
1.    Form 67 a s/d h pemeriksaan Fisik Lapangan mulai Jalan, jembatan, Bangunan, Saluran sampai Tambatan Perahu.
2.    Form 67 i s/d j untuk Detail Administrasi TPK
3.    Form 67 k untuk Manajemen Konstruksi TPK
4.    Form 67 l untuk pemeriksaan Kelengkapan 7 map Administrasi.

Setelah dijelaskan tentang pengisian, KPMD diminta untuk praktik ke TPK lain Desa agar lebih paham & mengerti tentang penggunaan form-form tersebut. Dan sebelumnya TPK diminta membawa 7 Map Administrasinya. Disela-sela kegiatan muncullah pertanyaan KPMD maupun TPK misal guna Form 44 atau disebut juga Form A Tenaga Kerja, Berita Acara Revisi, serta hal-hal yang berhubungan check lis Form 67 dengan kesesuaian administrasi yang harus ada.  Hasilnya setelah dilakukan Audit silang TPK merasa mereka belajar administrasi dan tidak merasa diperiksa, demikian pula KPMDnya. Bahkan setelah acara beberapa TPK meminta kegiatan ini dilakukan setiap rakor kedua tiap bulannya karena mereka merasa terbantu untuk melengkapi kekurangan administrasi. Mereka merasa ini adalah cara eelajar bersama yang cukup efektif dalam melengkapi administrasi tanpa harus takut. Ditulis oleh Didit Yuniarto, S.Pd (FT Loceret)