H. Agus Suherman - Ketua BKAD Senduro |
Lumajang - Hidup itu sejatinya adalah mengenai sebuah kiprah, dimana kita disebut “hidup” jika apa yang kita lakukan dalam hidup, dapat memberi manfaat positif bagi orang lain. Nampaknya, filsafat Jawa ini adalah filsafat yang layak saya sematkan pada Bpk. H. Agus Suherman. Karena disadari atau tidak, filsafat ini telah menyatu dengan keseharian beliau yang sampai sekarang masih mengemban amanah selaku BKAD PNPM MPd Kecamatan Senduro selama 6 tahun berturut-turut.
Wong urip iku tansah urup, tansah nduweni barokah marang liyan. Demikian, petuah/ nasehat yang dahulu sering kita dengar dari orang tua pada anaknya. Nasehat sederhana sarat makna yang kini mungkin sudah jarang kita dapatkan. Adapun makna dari kearifan petuah diatas adalah bahwa kita sebagai manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Ketergantungan ini menjadi ranah bagi kita untuk lebih produktif sehingga hadirnya kita dapat memberikan manfaat lebih bagi orang lain. Urip disini artinya hidup kita, sedangkan urup dimaksudkan dengan menyalanya semangat yang terimplementasi dalam kegiatan keseharian kita atau memberikan cahaya/motivasi bagi orang-orang disekitar kita.
Bapak Agus yang kerap dipanggil dengan sebutan Abah Agus adalah pribadi sederhana yang kali ini mengilhami saya untuk menulis kiprahnya di dunia pengabdian pada masyarakat. Tidak hanya sebatas di dalam ruang PNPM MPd saja tetapi dalam ranah yang mungkin lebih luas. Sosok yang lahir pada tahun 1962 ini bukan orang asing lagi di wilayah dampingan saya Kecamatan Senduro. Perjuangannya untuk “berbuat baik” pada masyarakat Senduro dimulai ketika beliau berusia 24 tahun. Keuletan dan integritas yang dibangunnya membuat masyarakat Senduro memberikan kepercayaan pada beliau sebagai pengurus di KUD Tani Makmur selama empat periode berturut-turut. Jabatan yang diembannya adalah jabatan karena jenjang karier, diawali dari karyawan biasa hingga menjadi bendahara maupun Manager dari KUD Tani Makmur Senduro. KUD Tani Makmur adalah koperasi penyuplai susu sapi segar untuk perusahaan susu sapi instan “Nestle”.
Wong urip iku tansah urup, tansah nduweni barokah marang liyan. Demikian, petuah/ nasehat yang dahulu sering kita dengar dari orang tua pada anaknya. Nasehat sederhana sarat makna yang kini mungkin sudah jarang kita dapatkan. Adapun makna dari kearifan petuah diatas adalah bahwa kita sebagai manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Ketergantungan ini menjadi ranah bagi kita untuk lebih produktif sehingga hadirnya kita dapat memberikan manfaat lebih bagi orang lain. Urip disini artinya hidup kita, sedangkan urup dimaksudkan dengan menyalanya semangat yang terimplementasi dalam kegiatan keseharian kita atau memberikan cahaya/motivasi bagi orang-orang disekitar kita.
Bapak Agus yang kerap dipanggil dengan sebutan Abah Agus adalah pribadi sederhana yang kali ini mengilhami saya untuk menulis kiprahnya di dunia pengabdian pada masyarakat. Tidak hanya sebatas di dalam ruang PNPM MPd saja tetapi dalam ranah yang mungkin lebih luas. Sosok yang lahir pada tahun 1962 ini bukan orang asing lagi di wilayah dampingan saya Kecamatan Senduro. Perjuangannya untuk “berbuat baik” pada masyarakat Senduro dimulai ketika beliau berusia 24 tahun. Keuletan dan integritas yang dibangunnya membuat masyarakat Senduro memberikan kepercayaan pada beliau sebagai pengurus di KUD Tani Makmur selama empat periode berturut-turut. Jabatan yang diembannya adalah jabatan karena jenjang karier, diawali dari karyawan biasa hingga menjadi bendahara maupun Manager dari KUD Tani Makmur Senduro. KUD Tani Makmur adalah koperasi penyuplai susu sapi segar untuk perusahaan susu sapi instan “Nestle”.
Bukan hal yang mudah ketika seseorang dapat mencapai 1.000 langkah dalam hidup. Butuh satu langkah kecil untuk memulai. Langkah yang selalu nampak “berat” karena banyaknya pertimbangan. Pun demikian dengan memulai kerja dalam kerangka pengabdian. Tantangan (untuk lebih memaknai positif beban yang ada) juga dirasakan di awal perjalanan karir Abah Agus dan beberapa teman beliau. Bekerja di Koperasi awalnya dirintis tanpa ada gaji bulanan. Sehingga tantangannya lebih berkutat dengan kata penyadaran. Karena, di awal masyarakat Senduro belum terbiasa dengan pola pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mufakat. Melalui kegiatan penyuluhan rutin, Abah Agus dan kawan-kawan melakukan pembelajaran guna meningkatkan pendapatan dari hasil usaha ternak susu sapi perah. Dari sinilah, KUD mulai besar, dalam pengelolaan tangan dingin Abah Agus, produksi susu 500 ltr/hari mencapai puncaknya di tahun 2009 menjadi 32.000 ltr/hari. Mayoritas peternak pun merasakan hasil dari kerja keras mereka. Hal ini dapat dilihat dari bangunan rumah mereka yang awalnya rata-rata berlantai tanah berubah menjadi rumah semi permanen dan sekarang banyak yang telah mempunyai rumah permanen nan mentereng. Ekspansi usaha pun dilakukan, mekanisme rapat anggota tetap dipertahankan. Usaha perguliran sapi dari Australia sukses dibidik. Program 100 sapi bergulir ini merupakan bantuan hibah dari APBN dan pemerintah Australia. Sistem yang diterapkan adalah penerima manfaat pertama wajib memelihara sapi dan kemudian menggulirkan 2 ekor sapi hasil ternaknya. Sukses yang didapat ditunjang pula dengan sistem yang kondusif oleh Pemerintah di jaman itu. Tanpa kebijakan impor sapi, harga sapi lokal termasuk sapi Senduro menjadi kompetitif, harga pakan ternak terjangkau sehingga anggota KUD Tani Makmur Senduro lebih termotivasi.
Ironi yang dirasakan kemudian, kebijakan Pemerintah berubah tidak bersahabat dengan mengimpor sapi dan daging sapi dari Australia secara besar-besaran pada tahun 2012, PT Nestle pun memperluas jaringan distribusi sapi ke Jember, Banyuwangi dan Probolinggo. Dampak lain adalah harga sapi Senduro yang ikut turun dari Rp 16 Juta menjadi Rp. 9 juta /induk sapi dan harga anak sapi yang awalnya Rp. 4 juta menjadi Rp. 500.000/ekor sehingga jumlah populasi sapi di Senduro ikut turun dari 5.500 ekor menjadi 3.800 ekor karena peternak lebih memilih menjual sapi daripada harus memelihara dengan pakan tambahan yang harganya tidak seimbang.
Ironi yang dirasakan kemudian, kebijakan Pemerintah berubah tidak bersahabat dengan mengimpor sapi dan daging sapi dari Australia secara besar-besaran pada tahun 2012, PT Nestle pun memperluas jaringan distribusi sapi ke Jember, Banyuwangi dan Probolinggo. Dampak lain adalah harga sapi Senduro yang ikut turun dari Rp 16 Juta menjadi Rp. 9 juta /induk sapi dan harga anak sapi yang awalnya Rp. 4 juta menjadi Rp. 500.000/ekor sehingga jumlah populasi sapi di Senduro ikut turun dari 5.500 ekor menjadi 3.800 ekor karena peternak lebih memilih menjual sapi daripada harus memelihara dengan pakan tambahan yang harganya tidak seimbang.
Akhirnya strategi lain diterapkan, pelatihan pembuatan biogas diberlakukan untuk karyawan Koperasi secara berkelompok. Selain bertujuan untuk menjadikan kawasan Senduro bebas limbah pelatihan ini dipusatkan untuk melahirkan teknisi biogas. Dan pemikiran progresif Abah Agus berbuah manis, teknisi asuhannya telah melatih di Kabupaten lainnya diantaranya Probolinggo, Jember dan Banyuwangi. Sapi dari Senduro pun tetap dijaga kualitasnya sehingga berkali-kali memenangkan kontes sapi nasional.
Kiprah Abah Agus tidak hanya berhenti sampai disini, menjadi anggota legislatif adalah pilihan hidup yang secara sadar dipilih beliau untuk memperlancar pengabdian pada masyarakat. Pada tahun 2004-2009 Abah memilih menjadi pengurus biasa dengan menanggalkan jabatan bendahara dan manajemen di KUD Tani makmur Senduro karena menjadi anggota dewan di komisi C selama 2,5 tahun dan anggota di komisi B selama 2,5 tahun. Hanya menjadi pengurus biasa adalah pilihan bijak ketika masyarakat masih berat ditinggalkan beliau sehingga konsentrasi dapat lebih diberikan pada tugas baru di DPRD Kabupaten Lumajang. Hasilnya berbagai kemitraan menghasilkan kegiatan nyata pengabdian pada masyarakat. Kemitraan dengan PDAM misalnya dapat mempermudah akses masyarakat Burno dan Kandangan untuk memperoleh air bersih yang lebih jernih. Pembangunan pasar agropolitan Kecamatan Senduro untuk melokalisir penjualan pisang agung dan pisang kirana yang merupakan potensi lokal Senduro juga berhasil dilaksanakan. Hal ini tentu dapat meningkatkan daya jual dan daya tawar penduduk Senduro yang umumnya adalah petani pisang. Beberapa rehab RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) untuk penduduk miskin sebagai implementasi kegiatan jaring aspirasi masyarakat (Jasmas) juga telah diselesaikan.
Abah Agus juga meyakini pembangunan sarpras untuk Desa yang masih terisolasi di Kecamatan Senduro sangat perlu dilakukan. Karena jalan adalah sarana utama yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan ekonomi warga. Sehingga beliau berjuang agar Ranupani dan Argosari bisa ikut merasakan hasil kiprah beliau sebagai legislator. Hasilnya, Argosari selama 4 (empat) tahun berturut-turut mendapatkan bantuan pembangunan jalan, Akses jalan menuju Ranupani yang mempunyai pesona wisata pendakian gunung Semeru juga diperbaiki melalui pengaspalan jalan.
Mungkin kontribusi nyata inilah yang mempengaruhi peserta MAD, memilih Abah Agus sebagai Ketua BKAD PNPM MPd Kecamatan Senduro secara aklamasi pada tahun 2007 mengalahkan 6 (enam ) orang kandidat lainnya.
Abah Agus juga meyakini pembangunan sarpras untuk Desa yang masih terisolasi di Kecamatan Senduro sangat perlu dilakukan. Karena jalan adalah sarana utama yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan ekonomi warga. Sehingga beliau berjuang agar Ranupani dan Argosari bisa ikut merasakan hasil kiprah beliau sebagai legislator. Hasilnya, Argosari selama 4 (empat) tahun berturut-turut mendapatkan bantuan pembangunan jalan, Akses jalan menuju Ranupani yang mempunyai pesona wisata pendakian gunung Semeru juga diperbaiki melalui pengaspalan jalan.
Mungkin kontribusi nyata inilah yang mempengaruhi peserta MAD, memilih Abah Agus sebagai Ketua BKAD PNPM MPd Kecamatan Senduro secara aklamasi pada tahun 2007 mengalahkan 6 (enam ) orang kandidat lainnya.
Kesamaan visi dan misi PNPM MPd dengan personality Abah Agus yang membuat Abah enjoy. Integrasi nilai dan prinsip membuat Abah lebih mudah menjalankan kinerja menjadi anggota dewan dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat Senduro.
Abah menyadari, konsentrasi yang terpecah dibeberapa kegiatan kemasyarakatan membuat beberapa kegiatan di PNPM MPd memang kurang mendapatkan perhatian ekstra. Walau keberhasilan beliau mengkondusifkan keadaan bisa diukur dari kualitas pembangunan dan pemeliharaan kegiatan yang didanai oleh BLM Kegiatan PNPM MPd yang masih terjaga sampai sekarang. Kegiatan pemberdayaan dalam kategori musyawarah Antar Desa juga selalu kondusif dalam pengawalan beliau. “Pekerjaan Rumah kita bersama di Kecamatan Senduro ini sekarang adalah dalam pengelolaan dana bergulir. Hal ini perlu kerjasama semua pihak untuk menegakkan kembali aturan yang ada”. Demikian statemen sederhana Abah menanggapi jumlah tunggakan yang tidak sedikit di UPK PNPM MPd Kecamatan Senduro.
Abah menyadari, konsentrasi yang terpecah dibeberapa kegiatan kemasyarakatan membuat beberapa kegiatan di PNPM MPd memang kurang mendapatkan perhatian ekstra. Walau keberhasilan beliau mengkondusifkan keadaan bisa diukur dari kualitas pembangunan dan pemeliharaan kegiatan yang didanai oleh BLM Kegiatan PNPM MPd yang masih terjaga sampai sekarang. Kegiatan pemberdayaan dalam kategori musyawarah Antar Desa juga selalu kondusif dalam pengawalan beliau. “Pekerjaan Rumah kita bersama di Kecamatan Senduro ini sekarang adalah dalam pengelolaan dana bergulir. Hal ini perlu kerjasama semua pihak untuk menegakkan kembali aturan yang ada”. Demikian statemen sederhana Abah menanggapi jumlah tunggakan yang tidak sedikit di UPK PNPM MPd Kecamatan Senduro.
Semoga saja ini dapat menjadi signal awal yang baik untuk perbaikan organisasi kedepannya. Komitmen dari semua pihak yang ada dan komunikasi yang intensif adalah dua kunci keberhasilan program.
Dan akhirnya, saya harus membenarkan statemen Mahfud MD. Dalam hidup tidak terlalu penting menjadi orang pintar kalau niatnya hanya untuk minteri (baca : merugikan orang lain). Yang penting adalah menjadi orang BeJO (Bersih; Jujur; dan Ojo Dumeh = jangan sombong). Bejo akan membuat kita menjadi lebih beruntung. Billahi Taufiq Wal Hidayah. Ganbate BKAD.. Bravo PNPM MPd.. ???? Disampaikan oleh Fatih Aisyah, S.Sos (Fasilitator Kecamatan Bidang Pemberdayaan di Kecamatan Senduro)
Dan akhirnya, saya harus membenarkan statemen Mahfud MD. Dalam hidup tidak terlalu penting menjadi orang pintar kalau niatnya hanya untuk minteri (baca : merugikan orang lain). Yang penting adalah menjadi orang BeJO (Bersih; Jujur; dan Ojo Dumeh = jangan sombong). Bejo akan membuat kita menjadi lebih beruntung. Billahi Taufiq Wal Hidayah. Ganbate BKAD.. Bravo PNPM MPd.. ???? Disampaikan oleh Fatih Aisyah, S.Sos (Fasilitator Kecamatan Bidang Pemberdayaan di Kecamatan Senduro)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan ketikkan komentar Anda...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.