Pasuruan - Ada yang menarik di Kecamatan Nguling dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, yaitu PNPM-MPd Kecamatan Nguling sedang mengadakan acara yang dinamakan ”Kampoeng Takjil Ramadhan 1434 H”. Acara ini menyediakan banyak aneka macam jajanan kuliner dari kue basa, kue kering sampai aneka kudapan lainnya produksi langsung dari anggota kelompok Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) binaan dari PNPM-MPd Kecamatan Nguling yang akan dibuka selama 20 hari, diikuti oleh 20 stand bazar dari desa-desa yang ada di Kecamatan Nguling yang dibuka mulai ba’da Ashar sekitar jam 15.00 sampai waktu berbuka puasa ketika Adzan Maghrib tiba.
Beraneka macam kudapan yang dijual antara lain beberapa jenis kue basah yaitu seperti lumpia, lumpur, pastel, donat, karamel, serabi, wingko, prol tape, putu ayu, puding, lapis dan lain sebagainya. Dari jenis masakan masih kental dipengaruhi masakan khas pesisir pantura yaitu pelasan ikan, ikan asap, botok ikan, peyek teri, lalapan ikan laut, lalapan lele, lalapan ayam, lalapan rajungan, berbagai macam sayuran dan masih banyak lagi, semuanya tinggal santap. Dari minuman juga banyak jenisnya diantaranya yaitu susu kedelai, kolak pisang, dawet, ketan hitam, sampai es buah. Untuk jajanan kue kering sendiri juga banyak macam jenisnya yang biasa sering kita lihat ketika Lebaran tiba, hanya saja ada dua macam jenis kue kering yang mencuri perhatian saya dan mungkin tidak dimiliki kecamatan lain di Pasuruan yaitu keripik buah mangrove dan cistik telur rajungan, jika dua macam kue kering ini dikemas lebih menarik lagi dengan pemasaran yang lebih luas saya yakin kue kering ini bisa menjadi camilan khas pesisir yang banyak diminati konsumen. Semua produk makanan dari segi harga juga cukup ekonomis sehingga pas untuk kantong semua lapisan masyarakat, dibanderol dari harga Rp. 2000 – Rp.10.000 kecuali kue lebaran hampir tiap hari semua makanan laris manis tanjung kimpul, semuanya ludes terjual. Dan yang membanggakan semua produk yang dijual 90% hasil karya tangan-tangan kreatif dan terampil dari perempuan-perempuan Nguling yang beberapa diantaranya masih belum banyak terekspos keluar Kecamatan karena mungkin manajemen pemasaran masih belum cukup baik yang sebetulnya bisa menjadi sumber pendapatan ekonomi yang cukup menjanjikan.
Beraneka macam kudapan yang dijual antara lain beberapa jenis kue basah yaitu seperti lumpia, lumpur, pastel, donat, karamel, serabi, wingko, prol tape, putu ayu, puding, lapis dan lain sebagainya. Dari jenis masakan masih kental dipengaruhi masakan khas pesisir pantura yaitu pelasan ikan, ikan asap, botok ikan, peyek teri, lalapan ikan laut, lalapan lele, lalapan ayam, lalapan rajungan, berbagai macam sayuran dan masih banyak lagi, semuanya tinggal santap. Dari minuman juga banyak jenisnya diantaranya yaitu susu kedelai, kolak pisang, dawet, ketan hitam, sampai es buah. Untuk jajanan kue kering sendiri juga banyak macam jenisnya yang biasa sering kita lihat ketika Lebaran tiba, hanya saja ada dua macam jenis kue kering yang mencuri perhatian saya dan mungkin tidak dimiliki kecamatan lain di Pasuruan yaitu keripik buah mangrove dan cistik telur rajungan, jika dua macam kue kering ini dikemas lebih menarik lagi dengan pemasaran yang lebih luas saya yakin kue kering ini bisa menjadi camilan khas pesisir yang banyak diminati konsumen. Semua produk makanan dari segi harga juga cukup ekonomis sehingga pas untuk kantong semua lapisan masyarakat, dibanderol dari harga Rp. 2000 – Rp.10.000 kecuali kue lebaran hampir tiap hari semua makanan laris manis tanjung kimpul, semuanya ludes terjual. Dan yang membanggakan semua produk yang dijual 90% hasil karya tangan-tangan kreatif dan terampil dari perempuan-perempuan Nguling yang beberapa diantaranya masih belum banyak terekspos keluar Kecamatan karena mungkin manajemen pemasaran masih belum cukup baik yang sebetulnya bisa menjadi sumber pendapatan ekonomi yang cukup menjanjikan.

Diawali dengan rapat perencanaan bersama seluruh Tim Kelembagaan BKAD yang terdiri dari BKAD, UPK, BP, FT, TV, PL, OC serta dukungan dari PjOK dan Camat maka pembagian tugas dilakukan diantaranya BKAD dan PL bagian koordinasi dengan SKPD, UPK dan TV bagian pengurusan sewa terop, mendata anggota kelompok yang akan menempati stand beserta produknya, BP dan OC bagian mencari sponsor, sedangkan FT bagian pembuatan baliho, spanduk dan umbul-umbul. Yang agak disayangkan adalah jika tahun kemarin Kampoeng Takjil Ramadhan Mandiri bisa menggaet sponsor dari daeler sepeda motor maka dikarenakan perencanaan yang terlalu pendek maka tahun ini tidak ada sponsor yang bisa ikut berpartisipasi, jadi sebagai intropeksi kedepannya perencanaan terutama dalam menggaet sponsor perlu dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Dana yang dipakai untuk acara Kampoeng Takjil Ramadhan Mandiri 1434 H sendiri berasal dari Dana Operasional Kegiatan (DOK) tahun 2013 yang dialokasikan untuk penyelenggaraan Pelatihan Praktek Usaha Kelompok SPP yang befungsi sebagai wadah dan promosi dari produk-produk yang dikembangkan oleh anggota kelompok SPP dengan rincian anggaran sebagai berikut :
- ATK = Rp. 55.000
- Konsolidasi panitia @ 3 orang = Rp. 300.000
- Tenda 4 bh + meja 20 bh @ 20 hari = Rp. 2.750.000
- Baliho 1bh, Spanduk 4bh, Umbul-umbul 10bh = Rp. 1.200.000
- Final checking = Rp. 150.000
- Kebersihan @ 20 hari = Rp. 150.000
- Pelaporan kegiatan = Rp. 150.000
Total anggaran = Rp. 4.755.000

”Mudah-mudahan tulisan ini bisa sebagai media penyambung lidah rakyat, pembuka informasi dan memberikan manfaat bagi yang membaca”
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan ketikkan komentar Anda...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.