Pacitan - Secara umum di desa Jetiskidul khususnya di dusun Karang, sebaran penduduk dan area pemukiman warga dipisahkan oleh aliran sungai dengan lebar 40 M. Hal ini menjadi kendala yang sangat dirasakan oleh warga khususnya warga dusun Karang dan dusun Gunungagung desa Temon, dalam beraktifitas ke tempat perekonomian pasar, kantor pemerintah desa, pendidikan dan kebutuhan lain seperti menjual atau memasarkan hasil bumi. Upaya untuk memudahkan transportasi, warga dan pemdes telah berupaya untuk membuat jembatan, seperti telah dibuat jembatan gantung, namun tidak bisa bertahan lama karena sering rusak dan membahayakan warga. Pada tahun 2007 ada program PPIP yang masuk desa Jetiskidul. Oleh masyarakat dan pemdes, dana tersebut dialokasikan untuk pembuatan pondasi atau abutman jembatan dengan lebar 4 M berjumlah 4 titik. Namun dengan keterbatasan anggaran pada saat itu, hanya dapat diselesaikan empat tiang pondasi abutman, sedangkan untuk gelagar atas, masyarakat berswadaya dibantu sumbangan pihak luar untuk membuat gelagar semi permanen dengan bentang 1,5 M X 36 M. Dengan keberadaan jembatan tersebut, ternyata tidak bisa menjawab sepenuhnya kebutuhan dan unek-unek warga untuk bisa mengangkut hasil bumi dengan biaya murah dan cepat, karena jembatan hanya bisa diakses / dilalui kendaraan roda dua.
|
Kondisi Awal Sebelum Dibangun |
Andaikan warga ingin mendatangkan kendaraan roda empat untuk angkutan barang atau hasil bumi, harus memutar melalui desa Kedungbendo yang jaraknya sekitar 3 km. Namun beberapa tahun terakhir akses jalan tersebut terputus oleh longsoran dan tidak bisa dilalui roda empat.
Dari upaya melalui jalur ini tentu akan menambah biaya dan waktu, ujung – ujungnya keuntungan dan penghasilan warga menjadi rendah, yang berdampak pada minimnya minat dan motivasi warga untuk menamam hasil bumi dan menjual langsung ke pasar. Harapan warga pun seakan hanya sebuah mimpi, kapan bisa memiliki akses transportasi yang memadai, hingga gurauan warga pun muncul “ kapan tanduranku ki payu “ maksudnya “Kapan hasil kebunku laku terjual dan mendatangkan untung”..semoga jeritan warga ini bisa jadi doa..amiin.
|
Tim Verifikasi Meninjau Calon Lokasi Proyek |
Dalam menjawab impian dan kebutuhan masyarakat khususnya dusun Karang dan Krajan untuk memiliki jembatan permanen, maka dengan adanya PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan Arjosari, berawal dari MAD sosialisasi dan Musyawarah Desa (MD) Sosialisasi, kemudian dilanjutkan dengan Penggalian Gagasan yang mana masyarakat menginginkan “Rehab Jembatan” sebagai salah satu usulan prioritas dusun Karang dan Krajan yang disepakati.
Setelah melalui beberapa tahapan, akhirnya usulan pun ditetapkan di MD Perencanaan, yang untuk selanjutnya dinilai kelayakannya oleh Tim Verifikasi. Pada saat proses verifikasi, Tim Verifikasi, Pengurus TPK, Fasilitator Teknik, Pendamping Lokal, PjOK dan Fastek Kab serta wakil kelompok pengusul, mengadakan tanya jawab terkait arti penting dan manfaat terkait usulan Rehab jembatan.
Mengingat rehab jembatan merupakan kebutuhan yang mendesak, maka FT bersama Fastekab dan tokoh masyarakat desa memberikan alternatif untuk konstruksi yang layak dan mudah dikerjakan oleh masyarakat, dengan tetap memperhatikan ketentuan teknis yang ada di PNPM-MPd. Dari hasil analisa maka ditentukan desain jembatan berupa “ Gelagar besi dengan geladak kayu “. Hal lain yang menjadi pertimbangannya bahwa konstruksi ini bisa dikerjakan langsung oleh masyarakat dengan didampingi secara kontinu oleh tenaga ahli, serta sumber daya dilokasi kegiatan yang mudah dan murah untuk mendapatkan kayu yang layak untuk geladak/lantai jembatan, termasuk kemudahan untuk pelestarian dan pemeliharaan.
|
Tahap awal proses pengerjaan jembatan |
Setelah melalui serangkaian proses tahapan PNPM-MPd akhirnya ditetapkan di forum MAD Pendanaan bahwa desa Jetiskidul mendapat alokasi dana PNPM-MPd TA 2011 untuk kegiatan rehab. Jembatan gelagar besi 3 x 36 m sebesar Rp. 281.128.100, dengan rincian dana fisik sebesar Rp. 267.071.700, BOP UPK ( 2 % ) sebesar Rp. 5.622.600, BOP TPK ( 3 % ) sebesar Rp.8.433.800. Selain pendanaan dana dari PNPM-MPd juga ada alokasi dari swadaya masyarakat sebesar Rp. 9.711.000.
Dalam proses pengerjaan masyarakat sekitar ikut berpartisipasi di dalamnya. Yaitu dalam kegiatan pembuatan balok perletakan tumpuan gelagar besi. Masyarakat sangat antusias dalam pengerjaan karena menginginkan hasil yang baik dan awet. Untuk pengerjaan fabrikasi gelagar besi dilakukan oleh suplier dan diawasi oleh masyarakat Jetiskidul.
|
Kendaraan roda 4 sudah bisa masuk mengangkut hasil bumi |
Dengan terselesainya kegiatan rehab jembatan gelagar besi maka masyarakat desa Jetiskidul dapat meningkatkan perekonomiannya, kendaraan roda 4 sudah bisa masuk untuk mengangkut hasil bumi dari dusun Karang dan Krajan untuk di jual ke pasar, diantaranya padi, ketela, kelapa, kayu olahan, cengkeh dan hasil kebun lainya. Selain itu dari yang semula tidak ada warung dan toko-toko didusun Karang dan Krajan sekarang sudah tampak mulai berdiri warung dan toko-toko di sana. Ini berdampak terhadap meningkatnya perekonomian masyarakat.
Dari semua dampak direhabnya jembatan ini, tentu membawa perubahan pola hidup ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, karena biaya angkut lebih murah dan mudah..
|
Penandatanganan Prasasti Oleh Bupati Pacitan |
Salah satu warga pun berkata “ Waah teloku nek ngene yo payu “ artinya Ketela yang murah saja akan memberikan keuntungan bagi warga karena “Payu” alias “Laku”. Artinya secara tidak langsung warga sudah termotivasi lagi untuk menanam tanaman hasil bumi, yang sebelumnya ogah-ogahan karena tidak memberikan keuntungan yang lebih bagi warga, karena biaya angkut yang mahal. Sebagai rasa syukur atas terselesaikannya rehab jembatan ini, do’a pun dipanjatkan” Yaa Alloh, berikan hambamu ini kekuatan dan hidayah, untuk merawat, melestraikan dan memanfaatkan jembatan ini, semoga memberikan kemanfaatan dan keberkahan bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat secara luas dan menyeluruh.. Aamiin.
Ditulis oleh Oleh Isriani, ST – FT Kecamatan Arjosari Pacitan.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan ketikkan komentar Anda...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.