Pak Sarto - Kades Cemeng |
Pacitan - Desa Cemeng merupakan salah satu dari 12 desa di wilayah Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan, terletak 47 Km ke arah Barat dari kota Kecamatan, Desa Cemeng mempunyai luas wilayah seluas 1.014.475 hektar dengan jumlah penduduk 3.084 jiwa yang terdiri dari Penduduk laki : 1.541 orang dan Perempuan : 1.543 orang. Desa ini menjadi desa perbatasan dengan Kabupaten Wonogiri – Jawa Tengah. Menurut Kepala Desa Cemeng Bapak Sarto, bahwa yang dibutuhkan masyarakat desa cemeng adalah kebutuhan air bersih karena merupakan nafas kehidupan yang tidak bisa di tahan atau ditunda lagi. Beruntung ada PNPM Mandiri Perdesaan masuk di desa cemeng, selama 3 tahun anggaran ini sudah ada perubahan besar. PNPM Mandiri Perdesaan dapat merubah desa cemeng menjadi desa yang makmur dan sejahtera, tidak seperti dulu setiap hari masyarakat disibukan dengan membuang waktu hanya untuk mencari /mendapatkan air guna memenuhi kebutuhan Rumah Tangga. PNPM telah mengubah segalanya dulu sulit air sekarang mudah mendapatkan air, dulu waktu banyak terbuang mencari air sekarang waktu bisa dimanfaakan untuk bekerja. Bukan saja PNPM Mandiri Perdesaan mengatasi masalah kekurangan air bersih tapi juga mampu membuka akses perekonomian, pendidikan, kesehatan, pemerintahan dan pertanian melalui pembangunan sarana prasarana jalan rabat beton di susun ploso, krajan, petung dan tenggar. Sehingga perekonomian masyarakat desa cemeng saat ini sudah meningkat, hal ini bisa kita lihat sampai saat ini pemanfaat HIPPAM sudah mencapai 425 pelanggan. Sarto selaku Kades Cemeng mengharapkan PNPM Mandiri Perdesaan masih berlanjut karena masih banyak usulan desa Cemeng yang tertuang dalam RPJMDes dan RKP Desa belum tertangani.
Menunggu keajaiban
Menunggu keajaiban
Waktu terkadang habis untuk cari air |
Air Bersih merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat desa cemeng yang memang sangat didambakan bahkan di impikan sejak dahulu kala. Kesulitan yang dihadapi sudah bertahun-tahun khususnya pada musim kemarau seperti saat ini. Air Bersih merupakan napas kehidupan bagi masyarakat desa cemeng yang mana setiap musim kemarau tiba masyarakat merelakan harta benda yang sangat berharga dijual hanya untuk membeli air seperti halnya dihadapi oleh bapak sarman dengan terpaksa menjual kambingnya hanya untuk membeli air. Bagi pak sarman kambing ini sangat berarti karena sudah menjadi sandaran hidup / sebagai mata pencaharian / Investasi yang sewaktu waktu dapat dijual untuk kebutuhan hidup. Bagi yang tidak memiliki harta yang bisa dijual masyarakat rela waktunya terbuang untuk mencari air yang kalau dihitung sekitar jalan kaki 4-5 Km dan memerlukan waktu 1-2 jam untuk sekali ambil. Pada puncak musim kemarau air sumur semua pada kering, dan kalau toh ada dibuat jadwal antri untuk mendapatkan jatah air dari sumur atau air Telaga / embung yang kering. Dalam setiap antri baru 2 hari bisa mendapatkan air, itupun tak cukup untuk 1 orang karena terbatas maksimal 1-2 jiregen ukuran 5 – 10 liter, sungguh meprihatinkan. Itulah kondisi desa cemeng yang memang kondisinya cukup memprihatinkan. Banyak Telaga / embung yang sudah kering dan oleh masyarakat digali di buat sumur itu pun terbatas dan untuk mendapatkan air mereka harus tungguk / antri.
Kondisi Sebelum PNPM MPd Hadir
Kondisi Sebelum PNPM MPd Hadir
Kesehatan air perlu diutamakan |
Beginilah kondisi kehidupan masyarakat sebelum PNPM hadir di desa cemeng, masyarakat dalam memenuhi kebutuhan terutama air untuk kebutuhan Rumah Tangga, pertanian maupun peternakan sangat sulit didapat. Padahal air adalah Nafas kehidupan bagi masyarakat desa cemeng. Mereka harus berjuang untuk mendapatkan air dengan berbagai cara yang penting kebutuhan air dapat terpenuhi. Ada yang mencari air dengan mencari telaga yang masih ada airnya dengan berjalan kaki sampai berkilo-kilo, ada juga yang menggali telaga yang sudah kering meskipun secara kualitas air tidak terpenuhi untuk konsumsi namun karena sudah dalam keadaan terpaksa maka masyarakat tidak menghiraukan lagi yang penting dapat air. Ada juga sebagian masyarakat yang mampu secara ekonomi dengan terpaksa membeli air dengan kapasitas besar yaitu 1 Tangki ukuran 5000 liter untuk keperluan pemakaian kurang lebih 1 bulan, tapi bagi masyarakat yang uangnya pas – pasan mereka belinya eceran / Pikul dengan harga 1 pikul @Rp. 2000,-. Ini adalah salah satu kisah yang terjadi di masyarakat bahwa saya terpaksa menjual kambing saya untuk beli air. Dan air ini digunakan untuk kebutuhan Rumah Tangga dan Ternak sapi. Padahal kambing yang mereka jual ini adalah asset yang sangat berharga dan itu merupakan investasi tahunan. Begitulah gambaran sepintas kondisi masyarakat desa cemeng yang karena memang wilayahnya adalah daerah berbatuan dan minim mata air. Selama ini masyarakat jika mandi ataupun mencuci dan bahkan BAB adalah di Telaga / embung karena potensi desa cemeng memiliki banyak Telaga / embung dan hanya itu yang bisa dimanfaatkan. Terkadang jika musim kemarau panjang Telaga / embung pun bisa kering juga.
PNPM MPd Membawa Perubahan
PNPM MPd Membawa Perubahan
Kabar Sejak pnpm telah diluncurkan pada tahun 2007 di palu Sulawesi oleh pak SBY Presiden RI disambut gembira oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk masyarakat desa cemeng, meskipun pada saat itu program pnpm belum hadir di Kecamatan Donorojo. Yang menjadi penyemangat dari masyarakat desa Cemeng bahwa mulai tahun 2009 seluruh Kecamatan akan teralokasikan dana pnpm dengan alokasi dana rata-rata Rp. 3 Milyar. Melihat Tujuan dari pnpm secara umum adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Nah kesempatan inilah masyarakat desa Cemeng memiliki harapan dan peluang besar untuk mengubah segalanya.
Keadaan sumber air bersih sudah 100% selesai dibangun |
Benar apa yang di harapkan, Pada tahun 2009 Kecamatan Donorojo mendapatkan pnpm dengan dana BLM Rp. 2 milyar tentunya ini disambut baik oleh masyarakat Kecamatan Donorojo khususnya masyarakat desa Cemeng. Namun harapan dan impian dari masyarakat desa cemeng belumlah terwujud karena dengan alokasi dana Rp. 2 Milyar tersebut ternyata dari 12 desa partisipasi hanya mampu mendanai 6 desa dimana proses tahapan yang dilalui sebenarnya cukup panjang mulai dari Penggalian Gagasan Dusun, Musyawarah Khusus Perempuan dan Campuran, Penyusunan Proposal, Verifikasi, MAD Prioritas, MAD Pendanaan. Pada saat itu Desa Cemeng memprioritaskan Usulan Air Bersih Pipanisasi dengan Volume 1.495 m. Beruntunglah pada tahun 2010 kebijakan PNPM bukan kompetisi tetapi kebijakan optimalisasi artinya sisa usulan yang belum terdanai pada tahun 2009 sesuai dengan rangking usulan dapat terdanai melalui program pnpm 2010. Kegiatan yang terdanai adalah Pipanisasi 1495 m dan Bak Air 5 Unit. Alokasi Dana yang diperoleh sebesar Rp. 149.236.900,- Sesuai SPC No. 410.3/230/408.61/2010. Kemudian pada tahun 2011 desa cemeng sesuai dengan RKP desa tahun 2011 juga teralokasikan dana pnpm untuk TA. 2011 dengan kegiatan Pipanisasi dengan volume 4320 m dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 255.284.200 dan ditunjang dengan swadaya masyarakat sebesar Rp. 40.843.000. Berkat pendanaan pnpm selama 2 tahun anggaran 2010 dan 2011, PNPM MPd mampu merubah segalanya.
Dibawah ini adalah rekaman photo kegiatan masyarakat dengan semangat gotong royong untuk mewujudkan impiannya melalui PNPM Mandiri Perdesaan
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan ketikkan komentar Anda...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.