Pengelolaan Perguliran Dana Sosial Kecamatan Bandar, Kebinagung, Punung Kabupaten Pacitan Melalui Kegiatan Beternak Kambing Secara Bergulir

Kondisi rumah RTM di Pacitan

Kabupaten Pacitan terdapat 17,07 %  persen KK tergolong sebagai KK miskin/Rumah Tangga Miskin (RTM), akibat faktor pengaruh daya dukung wilayah pertanian dengan kondisi lahan sempit dan kurang produktif. Gambaran kemiskinan struktural perdesaan dan ditambah kondisi geografis dan kurangnya aksesibilitas ekonomi; menjadikan kondisi kemiskinan menjadi akut dan membudaya.  Keterbatasan pilihan kegiatan ekonomi, menjadikan Kabupaten Pacitan menjadi daerah asal migran (urbanisasi) ke Jakarta dan Surabaya. Berangkat dari kondisi seperti ini  menumbuhkan kesungguhan tekad dari semua pelaku PNPM-MPd Kecamatan Bandar, Punung dan Kebonagung, untuk mensejahterakan masyarakat dan keluar dari kemiskinan yang selama ini membelenggu masyarakat desa. Kemandirian masyarakat yang sudah terbangun, melalui MAD tutup buku memutuskan alokasi dana sosial surplus untuk pembelian kambing yang akan diberikan kepada RTM dengan sistem bergulir. Dengan sistem ini diharapakan  pendapatan RTM meningkat.

Pengelolaan dan Pengembangan

Seiring dengan perkembangan dan perjalanan program, aset UPK pun semakin besar, di satu sisi hal ini merupakan sebuah keberhasilan yang patut dihargai, tetapi disisi lain pembinaan dan pengembangan dari dana perguliran SPP ini harus tetap mendapatkan porsi perhatian lebih selain dari sarana fisik yang dibangun PNPM-MP.  Jadi, apabila SPP ini semakin tumbuh berkembang maka asetnya pun secara otomatis juga berkembang. Hal ini tentunya akan membawa dampak yang cukup bagus bagi masyarakat miskin dimana dana sosial yaitu minimal 15 % dari SHU juga akan semakin besar nominalnya yang akan diterima oleh masyarakat miskin di perdesaan.

Kecamatan Bandar

Nilai dana sosial Kecamatan Bandar sebesar Rp. 63.000.000,-,  berdasarkan kesepakatan MAD tutup buku disepakati untuk  diwujudkan berupa ternak kambing  seperti tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya pembelian kambing dilakukan oleh BKAD yang membentuk panitia pembelian. Seiring dengan pengalaman maka alokasi ternak kambing yang diterimakan kepada pihak desa adalah berupa uang dengan nilai masing-masing desa sekitar Rp. 7.800.000,-. Pembelian kambing dilakukan  oleh pelaku PNPM-MPd desa yang selanjutnya akan dibagikan ke  RTM yang ada pada desa tersebut. Hasil pembelian menunjukkan rata-rata ada 9 ekor tiap desa.  Sistem pengelolaan kambing ini dengan cara bergulir, artinya apabila kambing yang diterimakan ke RTM sudah beranak maka RTM tersebut memberikan 1 ekor anak pertama kepada desa untuk selanjutnya digulirkan kepada RTM yang lain di desa itu. RTM yang akan menerima perguliran berdasarkan data dari desa. Untuk induk dan keturunannya selanjutnya  sudah menjadi hak dari penerima tanpa mengembalikan dalam bentuk apapun. 

Penerima pemanfaat sedang memilih kambing

Kecamatan Kebonagung

Kecamatan Kebonagung nilai dana sosial sebesar Rp. 52.989.000,- keputusan MAD tutup buku dana tersebut diwujudkan berupa kambing. BKAD membentuk panitia berjumlah 4 orang diambil  dari para pelaku  PNPM-MPd dengan sistem cluster wilayah. Panitia selanjutnya membelikan kambing betina yang sudah dewasa. Dari dana tersebut   telah dibelikan kambing sejumlah 64 ekor. Pembagian ke desa berdasarkan prosentase jumlah kelompok. Apabila jumlah kelompok banyak maka kambing yang diterima juga lebih banyak di banding jumlah kelompok yang sedikit. RTM yang berhak menerima kambing berdasarkan data dari desa. Pengelolaan dengan sistem bergulir artinya apabila kambing yang diterima RTM sudah beranak maka RTM tersebut wajib menyerahkan 1 ekor kambing dengan umur sekitar 6 bulan ke desa untuk digulirkan ke RTM yang lain di desa itu. Pembinaan pemeliharaan dilakukan oleh Kelompok SPP di masing-masing desa. Kambing yang diterima desa selanjutnya digulirkan ke RTM lain di desa itu.

Kecamatan Punung

Kecamatan Punung nilai dana social sebesar Rp. 60.000.000,- keputusan MAD tutup buku dana tersebut diwujudkan berupa kambing. Selanjutnya BKAD membentuk panitia pembelian kambing. Dari dana tersebut   telah dibelikan kambing sejumlah 80 ekor. Pembagian ke desa berdasarkan prosentase jasa pinjaman yang masuk ke UPK. Apabila jumlah jasa dalam desa itu banyak maka kambing yang diterima juga lebih banyak di banding jasa kelompok yang sedikit. RTM yang berhak menerima kambing berdasarkan data dari desa. Pengelolaan dengan sistem bergulir artinya apabila kambing yang diterima RTM sudah beranak maka RTM tersebut wajib menyerahkan 1 ekor kambing dengan umur sekitar 6 bulan ke panitia desa (pelaku PNPM-MPd) untuk digulirkan ke RTM yang lain di desa itu. Pembinaan pemeliharaan dilakukan oleh pelaku desa dengan pengawasan BKAD.   

 

Semoga kambing beranak pina

Dari hasil sistem kambing bergulir ini akan membantu masyarakat kategori RTM untuk segera mendapatkan kambing. Asumsinya dari 9 ekor kambing yang diterima desa, tahun depan sudah bisa setor ke desa untuk perguliran sejumlah 9 ekor. Alokasi dana sosial PNPM-MPd  tahun depan apabila di alokasikan untuk kambing maka desa tersebut minimal akan menerima 9 ekor kambing, sehingga tahun depan desa tersebut bisa membagikan kambing ke RTM yang lain di desa itu sejumlah 18 ekor, begitu seterusnya. Dengan sistem bergulir ini bukan mustahil akan sangat membantu negara ini dalam mengentaskan dan menanggulangi kemiskinan yang ada di desa khususnya di wilayah Kabupaten Pacitan. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah jumlah ketersediaan lahan untuk pakan ternak,  juga diikuti dengan pengembangan teknologi penyediaan pakan ternak alternatif untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang jika kambing menjadi beranak pinak.  Ditulis oleh Ir. Suparman – Faskab  Pacitan