Kala itu udara cukup dingin,walaupun jarum jam kami menunjukkan pukul 12.00 tepat. Hal ini di karenakan wilayah Ngrayun yang terletak di dataran tinggi pegunungan sehingga walaupun siang hari udara masih terasa dingin.
Sudah kita ketahui bersama, bahwa daerah pegunungan desa Ngrayun masih menyimpan potensi alam yang sangat banyak sekali namun pemanfaataannya belum maksimal. Seperti wisata alam air terjun, watu semaur dan potensi pemanfaatan hasil bumi dari pertanian dan perkebunan.
Di pinggir jalan dusun krajan desa Ngrayun terdapat satu gubuk bambu berukuran 5x6 meter. Gubuk tersebut berdinding anyaman bambu (jawa : gedek) dan menggunakan tiang bambu juga. Namun dari gubuk tersebut tercipta makanan-makanan siap santap yang akan di distribusikan ke setiap penjuru wilayah Ngrayun dan wilayah Ponorogo. Gubuk kecil itu merupakan pabrik pengolahan makanan yang di gunakan oleh KTW WAHYU MULYA
.png)
Setelah makanan-makanan ringan tersebut di kemas, maka saatnya produk produk ini di pasarkan. Untuk pemasarannya sudah ada anggota kelompok yang bertugas memasarkan. Adapun wilayah pemasarannya mencakup toko-toko di sekitar wilayah Ngrayun, pasar lokal desa Ngrayun, mini market dan ada pula yang di pasarkan di pasar minggu depan BAPELUH (badan pusat penyuluhan ) Kabupaten Ponorogo.
Untuk bahan dasar pembuatan makanan ringan ini murni dari hasil bumi Ngrayun, adapun tehnik penggorengannya masih menggunakan kayu bakar yang di dapat dari sekitar desa Ngrayun, dan tenaga penggorengnya asli dari orang Ngrayun. Jadi bisa di katakan 100% produk Ngrayun.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan ketikkan komentar Anda...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.