Latar belakang
Para pemanfaat Posyandu Lansia saat pelayanan |
Kabupaten Blitar - Desa Tegalrejo, merupakan salah satu desa di Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar yang terdiri dari 3 dusun (Ngandengan, Tegalrejo, dan Jepun). Sebelah Utara berbatasan Desa Tangkil dan Klemuran Kecamatan Wlingi, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Ploso, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Klemuran (Kec. Wlingi), sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Jambewangi. Desa Tegalrejo mempunyai luas 335,830 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 5003 Jiwa (1221 KK), jumlah RTM 1362 jiwa (436 KK). Sebagian besar penduduknya hanya tamat SMP dengan mata pencaharian utama masyarakat sebagai petani dan buruh tani. Masyarakat Desa Tegalrejo adalah warga yang peduli akan status kesehatannya baik diri sendiri, keluarga maupun lingkungan. Sejalan dengan program pemerintah yaitu INDONESIA SEHAT 2010, sejak tahun 2008 Desa Tegalrejo telah menjadi DESA SIAGA yang segala bentuk kegiatan dan upaya kesehatan ditampung dalam wadah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).
Posyandu Lansia adalah salah satu upaya yang secara swadaya telah terlaksana rutin setiap bulan di tiap dusun dengan tingkat kehadiran sesuai dengan target sasaran, yaitu untuk masyarakat lanjut usia. Pelaksanaan posyandu lansia selama ini dilakukan di rumah kepala dusun masing-masing beserta fasilitas meliputi meja, kursi, alat musik untuk senam lansia, sekaligus kader posyandunya. Sedangkan alat pemeriksaan kesehatan dasar, yaitu Tensimeter, Alat Timbang Badan, Alat Ukur Tinggi Badan, Stetoskop masih meminjam milik POLINDES dari bidan desa. Dengan keterbatasan jumlah alat maka tiap-tiap Posyandu Lansia harus berbagi/bergantian, belum termasuk resiko kerusakan alat yang tentunya sangat menghambat keberlangsungan kegiatan.Kegiatan Posyandu Lansia dilakukan setiap bulan di setiap dusun sesuai jadwal masing-masing. Pemberian makanan tambahan (PMT) bagi lansia telah didanai secara swadaya oleh Pemerintah Desa. Untuk penyediaan Alat Pemeriksaan Dasar dan Alat Pemeriksaan Penunjang Kesehatan, masyarakat sangat mengharapkan dapat didanai melalui Program PNPM Mandiri Perdesaan, agar kegiatan posyandu semakin maju dan lestari. Sedangkan untuk tenaga kesehatan, Desa Tegalrejo telah memiliki Sumber Daya Manusia yang mau dan mampu melakukan pemeriksaan, diantaranya Sri Indraswati selaku Bidan Desa, Priyo Adi dan Ade Kurnia W sebagai petugas pemeriksa.
Kondisi di lapangan
Posyandu Lansia adalah salah satu upaya yang secara swadaya telah terlaksana rutin setiap bulan di tiap dusun dengan tingkat kehadiran sesuai dengan target sasaran, yaitu untuk masyarakat lanjut usia. Pelaksanaan posyandu lansia selama ini dilakukan di rumah kepala dusun masing-masing beserta fasilitas meliputi meja, kursi, alat musik untuk senam lansia, sekaligus kader posyandunya. Sedangkan alat pemeriksaan kesehatan dasar, yaitu Tensimeter, Alat Timbang Badan, Alat Ukur Tinggi Badan, Stetoskop masih meminjam milik POLINDES dari bidan desa. Dengan keterbatasan jumlah alat maka tiap-tiap Posyandu Lansia harus berbagi/bergantian, belum termasuk resiko kerusakan alat yang tentunya sangat menghambat keberlangsungan kegiatan.Kegiatan Posyandu Lansia dilakukan setiap bulan di setiap dusun sesuai jadwal masing-masing. Pemberian makanan tambahan (PMT) bagi lansia telah didanai secara swadaya oleh Pemerintah Desa. Untuk penyediaan Alat Pemeriksaan Dasar dan Alat Pemeriksaan Penunjang Kesehatan, masyarakat sangat mengharapkan dapat didanai melalui Program PNPM Mandiri Perdesaan, agar kegiatan posyandu semakin maju dan lestari. Sedangkan untuk tenaga kesehatan, Desa Tegalrejo telah memiliki Sumber Daya Manusia yang mau dan mampu melakukan pemeriksaan, diantaranya Sri Indraswati selaku Bidan Desa, Priyo Adi dan Ade Kurnia W sebagai petugas pemeriksa.
Kondisi di lapangan
Pemanfaat sedang menimbang berat badan |
Masyarakat Desa Tegalrejo mayoritas adalah petani yang sebagian didalamnya merupakan petani penggarap dan bukan sebagai pemilik. Untuk petani penggarap tingkat pendapatan tentunya akan sangat tergantung hasil garapan sawah. Dari jumlah penduduk desa 5003 jiwa, sepertiganya termasuk dalam kategori rumah tangga miskin. Jumlah peserta posyandu lansia dari 3 dusun yaitu Ngandengan, Tegalrejo dan Jepun sejumlah 342 Lansia, dan 70% didalamnya merupakan warga miskin. Betapa pentingnya kegiatan Posyandu Lansia ini dapat dipahami dari kondisi kesehatan peserta, dimana gangguan kesehatan yang diderita para lansia Desa Tegalrejo tercatat Hipertensi di urutan tertinggi yaitu 336 kasus dari keseluruhan peserta. Disusul dengan Gangguan Otot dan Nyeri Persendian akibat kadar asam urat yang tinggi dalam tubuh sebanyak 648 kasus dari keseluruhan peserta. Juga ditemukan kurang lebih 200 kasus Diabetes Militus yang belum terpantau kadar gula darahnya secara periodik.
Suatu kebutuhan masyarakat
Melihat antusiasme dan tingkat kehadiran yang tinggi pada Posyandu Lansia, segenap pelaku-pelaku dalam posyandu lansia meliputi seluruh Kader, Bidan Desa, maupun dukungan Kepala Desa beserta jajarannya pada pemerintahan desa akan terus dibutuhkan demi keberlangsungan Posyandu Lansia Desa Tegalrejo. Dengan tersedianya alat pemeriksaan dasar sekaligus tambahan alat pemeriksaan kesehatan penunjang, maka diharapkan :
• Pemantauan status kesehatan lansia sekaligus deteksi dini adanya masalah kesehatan akan dilakukan secara lebih baik dan teliti.
• Gangguan kesehatan yang diderita lansia akan lebih cepat diketahui.
• Akan lebih cepat dan tepat menentukan penanganan lebih lanjut sesuai dengan gangguan kesehatan yang muncul.
Tahapan dalam Kegiatan
Suatu kebutuhan masyarakat
Melihat antusiasme dan tingkat kehadiran yang tinggi pada Posyandu Lansia, segenap pelaku-pelaku dalam posyandu lansia meliputi seluruh Kader, Bidan Desa, maupun dukungan Kepala Desa beserta jajarannya pada pemerintahan desa akan terus dibutuhkan demi keberlangsungan Posyandu Lansia Desa Tegalrejo. Dengan tersedianya alat pemeriksaan dasar sekaligus tambahan alat pemeriksaan kesehatan penunjang, maka diharapkan :
• Pemantauan status kesehatan lansia sekaligus deteksi dini adanya masalah kesehatan akan dilakukan secara lebih baik dan teliti.
• Gangguan kesehatan yang diderita lansia akan lebih cepat diketahui.
• Akan lebih cepat dan tepat menentukan penanganan lebih lanjut sesuai dengan gangguan kesehatan yang muncul.
Tahapan dalam Kegiatan
Kecamatan Selopuro yang terdiri dari 8 desa baru mendapatkan dana PNPM-MP tahun 2009 ini dengan alokasi sebesar Rp. 900.000.000,-. Sejak kegiatan perencanaan sampai pelaksanaan masyarakat sangat antusias berpartisipasi, sehingga usulan kegiatan yang muncul juga sangat beragam, seperti Prasarana fisik jalan telford, rabat beton, irigasi, TPT, dan non fisik seperti SPP, Alat Posyandu Lansia, PMT, Pelatihan Menjahit dan Pelatihan Tata Boga. Di Desa Tegalrejo, dalam MDKP dan MD 2 masyarakat mengusulkan 3 kegiatan, yaitu Jalan Telford, SPP dan Bantuan Pembelian Alat Posyandu Lansia, yang akhirnya ketiga usulan ini terdanai pada MAD 3. Usulan Bantuan Alat Posyandu Lansia ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena selama ini Posyandu Lansia yang ada hanya mampu memberikan pelayanan pemeriksaan dasar menggunakan alat timbang badan, alat ukur tinggi badan, alat pengukur tekanan darah dan stetoskop. Semua alat inipun masih pinjam di Puskesmas Kecamatan Selopuro.
Obat -obat & alat medis yang tersedia di posyandu lansia |
Adapun alat-alat yang diusulkan melalui PNPM-MP adalah sebagai berikut :
• Alat pemeriksaan dasar yang meliputi: Alat timbang badan, alat ukur tinggi badan, alat pengukur tekanan darah, dan stetoskop,
• Alat pemeriksaan penunjang yang meliputi : Alat pemeriksaan gula darah , Alat pemeriksaan kadar asam urat dan Alat pemeriksaan kadar kolesterol
Sejak perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian, masyarakat yang dimotori oleh KPMD selalu konsultasi dengan Bidan Desa.
Tahap Pelaksanaan
Pada MAD Penetapan Usulan, Usulan Pembelian Peralatan Pemeriksaan Kesehatan Posyandu Lansia terdanai sebesar Rp. 15.907.500,- dengan BOP UPK 2% Rp. 303.000,- dan BOP TPK 3% Rp. 454.500,-. Seluruh dana program ini digunakan untuk pembelian alat bagi Posyandu Lansia di 3 Dusun, yaitu Alat Ukur Tinggi Badan dan Berat Badan 3 buah @ Rp. 800.000,-, Alat Ukur Tekanan Darah 3 buah @ Rp. 1.200.000,-, Stetoskop 3 buah @ Rp. 500.000,-, Alat Cek Gula Darah, Asam Urat dan Cholesterol 1 buah @ Rp. 3.150.000,- dan Alat Pengeras Suara 2 buah @ Rp. 2.250.000,-.
Hasil Pelaksanaan
Dengan adanya peralatan dari bantuaan PNPM-MP pelayanan Posyandu Lansia ada 2 pelayanan :
1. Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Dasar yaitu pelayanan Ukur Tinggi Badan, Berat Badan dan Tekanan Darah dilanjutkan Anamnese keluhan peserta posyandu, apabila diperlukan adanya pengobatan maka diberikan pengobatan secara gratis.
2. Pelayanan Pemeriksaan Penunjang Kesehatan yaitu meliputi cek Gula Darah, cek Kadar Asam Urat, dan cek Kadar Cholesterol, untuk pemeriksaan penunjang tiap peserta dikenakan biaya ganti alat sekali pakai yang berupa stick dan jarum sebesar Rp. 12.000-, ditambah biaya perawatan alat dan petugas pemeriksa. Biaya cek gula darah Rp. 13.000,-, asam urat Rp. 15.000,- dan cholesterol Rp. 20.000,-. Untuk peserta yang masuk daftar tidak mampu maka akan dibebaskan biaya dengan diambilkan dari kas POSKESDES.
Dampak dari hasil pembangunan
• Alat pemeriksaan dasar yang meliputi: Alat timbang badan, alat ukur tinggi badan, alat pengukur tekanan darah, dan stetoskop,
• Alat pemeriksaan penunjang yang meliputi : Alat pemeriksaan gula darah , Alat pemeriksaan kadar asam urat dan Alat pemeriksaan kadar kolesterol
Sejak perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian, masyarakat yang dimotori oleh KPMD selalu konsultasi dengan Bidan Desa.
Tahap Pelaksanaan
Pada MAD Penetapan Usulan, Usulan Pembelian Peralatan Pemeriksaan Kesehatan Posyandu Lansia terdanai sebesar Rp. 15.907.500,- dengan BOP UPK 2% Rp. 303.000,- dan BOP TPK 3% Rp. 454.500,-. Seluruh dana program ini digunakan untuk pembelian alat bagi Posyandu Lansia di 3 Dusun, yaitu Alat Ukur Tinggi Badan dan Berat Badan 3 buah @ Rp. 800.000,-, Alat Ukur Tekanan Darah 3 buah @ Rp. 1.200.000,-, Stetoskop 3 buah @ Rp. 500.000,-, Alat Cek Gula Darah, Asam Urat dan Cholesterol 1 buah @ Rp. 3.150.000,- dan Alat Pengeras Suara 2 buah @ Rp. 2.250.000,-.
Hasil Pelaksanaan
Dengan adanya peralatan dari bantuaan PNPM-MP pelayanan Posyandu Lansia ada 2 pelayanan :
1. Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Dasar yaitu pelayanan Ukur Tinggi Badan, Berat Badan dan Tekanan Darah dilanjutkan Anamnese keluhan peserta posyandu, apabila diperlukan adanya pengobatan maka diberikan pengobatan secara gratis.
2. Pelayanan Pemeriksaan Penunjang Kesehatan yaitu meliputi cek Gula Darah, cek Kadar Asam Urat, dan cek Kadar Cholesterol, untuk pemeriksaan penunjang tiap peserta dikenakan biaya ganti alat sekali pakai yang berupa stick dan jarum sebesar Rp. 12.000-, ditambah biaya perawatan alat dan petugas pemeriksa. Biaya cek gula darah Rp. 13.000,-, asam urat Rp. 15.000,- dan cholesterol Rp. 20.000,-. Untuk peserta yang masuk daftar tidak mampu maka akan dibebaskan biaya dengan diambilkan dari kas POSKESDES.
Dampak dari hasil pembangunan
Alat medis stetoskop tersedia juga |
Setelah usulan posyandu lansia terdanai PNPM Mandiri Perdesaan untuk membeli peralatan kesehatan, maka motivasi masyarakat dan kader semakin meningkat. Karena alat sudah memadai dan tidak perlu pinjam lagi yang beresiko alat rusak akibat dipindah-pindahkan. Selanjutnya, pengelolaan dari alat tersebut di atas semaksimal mungkin akan didayagunakan untuk lansia terutama RTM dengan resiko tinggi penyakit. Bagi RTM dengan riwayat penyakit sesuai data dibebaskan biaya pemeriksaan dengan bantuan dari Dana Sosial Poskesdes. Biaya pemeriksaan diberlakukan sebagai ganti alat sekali pakai, biaya petugas pemeriksa dan juga untuk dana sosial. Dari hasil pemeriksaan yang didapat, akan didokumentasikan sebagai status kesehatan masing-masing peserta sekaligus sebagai metode pengawasan dan pencegahan penyakit.
Dengan demikian, kegiatan Posyandu Lansia ini sudah berperan mengurangi kebutuhan/ pengeluaran biaya-biaya kesehatan masyarakat desa, khususnya masyarakat miskin pedesaan.
Pelestarian
Sebelum diberikan bantuan alat-alat posyandu lansia ini, masyarakat yang aktif melakukan pemeriksaan hanya sedikit. Namun, setelah bantuan terealisasi, antusias warga yang melakukan pemeriksaan semakin banyak, sampai-sampai waktu pemeriksaan harus ditambah dan dilakukan penjadwalan :
1. Minggu pertama di Dusun Ngandengan di rumah Bapak Kasun.
2. Minggu kedua di Posyandu Lansia Desa Tegalrejo.
3. Minggu ketiga di Dusun Jepun di rumah Bapak Kasun.
4. Hari Jumat untuk umum di Posyandu Desa Tegalrejo.
Dengan demikian, kegiatan Posyandu Lansia ini sudah berperan mengurangi kebutuhan/ pengeluaran biaya-biaya kesehatan masyarakat desa, khususnya masyarakat miskin pedesaan.
Pelestarian
Sebelum diberikan bantuan alat-alat posyandu lansia ini, masyarakat yang aktif melakukan pemeriksaan hanya sedikit. Namun, setelah bantuan terealisasi, antusias warga yang melakukan pemeriksaan semakin banyak, sampai-sampai waktu pemeriksaan harus ditambah dan dilakukan penjadwalan :
1. Minggu pertama di Dusun Ngandengan di rumah Bapak Kasun.
2. Minggu kedua di Posyandu Lansia Desa Tegalrejo.
3. Minggu ketiga di Dusun Jepun di rumah Bapak Kasun.
4. Hari Jumat untuk umum di Posyandu Desa Tegalrejo.
Suasana Pelayanan Posyandu Lansia - sehat ....sehat... |
Waktu pemeriksaan mulai jam 08.30 sampai selesai, rata-rata yang melakukan pemeriksaan 70 – 80 orang. Petugas yang memberikan pelayanan memang berasal dari kader-kader desa sendiri yang nota bene mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam bidang kesehatan, dibantu Ibu Bidan Desa, Perawat dan Tenaga kesehatan dari kecamatan.
Data peserta Posyandu Lansia di masing-masing dusun sebagai berikut :
1. Posyandu Lansia Dusun Ngandengan, jumlah peserta 70 orang, tingkat kehadiran 79 s/d 90%
2. Posyandu Lansia Dusun Tegalrejo, jumlah peserta 85 orang, tingkat kehadiran 85% s/d 95%
3. Posyandu Lansia Dusun Jepun, jumlah peserta 137 orang, tingkat kehadiran 70% s/d 80%
Penutup
Manfaat langsung yang diperoleh bagi masyarakat usia lanjut adalah terus terpantaunya status kesehatan masing-masing lansia. Manfaat tak langsung yang diperoleh adalah pembelajaran yang positif tentang upaya pemeliharaan kesehatan secara berkelanjutan bagi masyarakat. Dengan semakin hidupnya kegiatan di Posyandu Lansia Desa Tegalrejo, maka diharapkan masyarakat semakin sadar tentang pentingnya hidup sehat dan kedepan semakin meningkatkan Angka Usia Harapan Hidup. Semoga melalui PNPM Mandiri Perdesaan, pembelajaran dan kebersamaan masyarakat tetap berlangsung dan berkembang.
Data peserta Posyandu Lansia di masing-masing dusun sebagai berikut :
1. Posyandu Lansia Dusun Ngandengan, jumlah peserta 70 orang, tingkat kehadiran 79 s/d 90%
2. Posyandu Lansia Dusun Tegalrejo, jumlah peserta 85 orang, tingkat kehadiran 85% s/d 95%
3. Posyandu Lansia Dusun Jepun, jumlah peserta 137 orang, tingkat kehadiran 70% s/d 80%
Penutup
Manfaat langsung yang diperoleh bagi masyarakat usia lanjut adalah terus terpantaunya status kesehatan masing-masing lansia. Manfaat tak langsung yang diperoleh adalah pembelajaran yang positif tentang upaya pemeliharaan kesehatan secara berkelanjutan bagi masyarakat. Dengan semakin hidupnya kegiatan di Posyandu Lansia Desa Tegalrejo, maka diharapkan masyarakat semakin sadar tentang pentingnya hidup sehat dan kedepan semakin meningkatkan Angka Usia Harapan Hidup. Semoga melalui PNPM Mandiri Perdesaan, pembelajaran dan kebersamaan masyarakat tetap berlangsung dan berkembang.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan ketikkan komentar Anda...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.