Sumber penghidupan dusun Sekarputih |
Probolinggo - Kecamatan Kuripan Kabupaten Probolinggo merupakan kecamatan baru yang mendapatkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP). Alokasi dana yang didapat untuk Kecamatan Kuripan tahun 2009 sebesar Rp. 3.000.000.000,-. Berawal dari Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi di tingkat kecamatan dan dilanjutkan dengan Musyawarah Desa (MD) sosialisasi di tingkat desa PNPM di sosialisasikan pada masyarakat. Para tokoh dan elit-elit desa menganggap PNPM-MP sama seperti program-program/proyek sebelumnya, hanyalah sebuah janji-janji yang nantinya jika terlaksana masyarakat hanya bisa melihat dan tidak bisa merasakan dampak dari program/proyek itu. Tapi “pikiran” lain halnya dengan masyarakat dusun Sekarputih Desa Menyono, pada saat dilaksanakan Musdus atau penggalian gagasan masyarakat sangat antusias dan sangat berharap adanya bantuan untuk pengadaan air bersih di dusunnya. Dusun Sekarputih sangat terpencil daerahnya jika mau ke Balai Desa harus memutar dulu lewat desa Botoh Kecamatan Sukapura karena akses ke Balai Desa terputus dengan sungai besar, hanya penjalan kaki yang bisa melewati sungai itu. Belum lagi jika mau ke Kecamatan Kuripan harus memutar melawati dua kecamatan yaitu Kecamatan Sukapura dan Kecamatan Wonomerto baru bisa sampai ke kantor Kecamatan Kuripan.
Sumber air sebelum dibangun |
Sumber air sebelum dibangun |
Seorang Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) yang kebetulan berasal dari dusun Sekarputih bercerita, sekitar tahun 1979 dia masuk ke dusun Sekarputih pada waktu itu masih banyak pohon-pohon besar yang tumbuh tapi untuk mendapatkan air bersih sulit apalagi sekarang banyak pohon-pohon besar sudah banyak ditebang sehingga sangat sulit mendapatkan air bersih, kalaupun ada hanya mengambil dari sumur yang berada di dekat sungai besar yang berjarak ± 300 meter dari pemukiman penduduk, jika hujan turun lebih sulit lagi untuk mendapatkan air bersih karena jalan yang menuju sumur atau sungai itu sangatlah lincin belum lagi untuk mendapatkan air bersih harus menguras sumur itu dari lumpur-lumpur sungai yang meluap masuk ke sumur itu. Yang susah lagi jika ada orang meninggal dunia, untuk memandikan jenazah masyarakat gotong royong mengambil air dari sumur masing-masing orang mendapatkan jatah 1 jerigen/20 liter. Dan jika ada orang membangun rumah untuk adukan luluh/spesi membutuhkan air untuk campuran semen dan pasir, orang tersebut harus kontrak dengan orang yang mengambil air dengan harga per tong ± Rp. 100.000,- untuk pemakaian 2 – 3 hari, sama halnya jika ada orang punya hajatan, air harus beli dan kontrak dengan orang untuk mengambil air bersih.
Untuk Sekolah-sekolah Dasar disana para murid diwajibkan setiap hari membawa 1 botol ukuran 1 liter air untuk mengisi kamar mandi sekolahnya. Meskipun anak-anak kalau sekolah jarang mandi, karena diwajibkan oleh gurunya membawa air sebotol terpaksa para orang tua sore hari harus mengambil air untuk persediaan esok hari dibawa anaknya ke sekolah, jika tidak membawa air lebih baik anaknya tidak masuk sekolah, karena takut dimarahi oleh gurunya. Sampai-sampai ada istilah jika di lain daerah diistilah kalau mandi ”mandi semua” artinya mandi seluruh badan hingga bersih tapi di dusun Sekarputi lebih dikenal dengan istilah ”mandi se-muka” artinya tidak mandi hanya muka aja yang dibasuh istilah jawanya ”raup”. Tidak heran jika di dusun Sekarputih anak-anak sering terjangkit penyakit diare dan gatal-gatal.
Di dusun Sekarputih ada mushola/langgar dan banyak rumah-rumah penduduk tidak ada kamar mandinya ini disebabkan karena untuk mendapatkan air untuk mandi sangatlah sulit, jika masyarakat muslim di dusun sekarputih mau menjalankan ibadah sholat harusnya sebelumnya punya persediaan air dulu di rumahnya.
Untuk Sekolah-sekolah Dasar disana para murid diwajibkan setiap hari membawa 1 botol ukuran 1 liter air untuk mengisi kamar mandi sekolahnya. Meskipun anak-anak kalau sekolah jarang mandi, karena diwajibkan oleh gurunya membawa air sebotol terpaksa para orang tua sore hari harus mengambil air untuk persediaan esok hari dibawa anaknya ke sekolah, jika tidak membawa air lebih baik anaknya tidak masuk sekolah, karena takut dimarahi oleh gurunya. Sampai-sampai ada istilah jika di lain daerah diistilah kalau mandi ”mandi semua” artinya mandi seluruh badan hingga bersih tapi di dusun Sekarputi lebih dikenal dengan istilah ”mandi se-muka” artinya tidak mandi hanya muka aja yang dibasuh istilah jawanya ”raup”. Tidak heran jika di dusun Sekarputih anak-anak sering terjangkit penyakit diare dan gatal-gatal.
Di dusun Sekarputih ada mushola/langgar dan banyak rumah-rumah penduduk tidak ada kamar mandinya ini disebabkan karena untuk mendapatkan air untuk mandi sangatlah sulit, jika masyarakat muslim di dusun sekarputih mau menjalankan ibadah sholat harusnya sebelumnya punya persediaan air dulu di rumahnya.
Proses penyelesaian pembangunan tandon air |
Usulan air bersih di dusun Sekarputih berawal dari musdus dilakukan, sebagian besar bahkan seluruh masyarakat dusun sepakat mengajukan pengadaan air bersih di dusunnya. Yang menjadi kendala awal adalah sumber mata air tidak ada di dusun itu, setelah dilakukan survei sumber air ternyata ada, itupun diluar desa diluar kecamatan Kuripan yaitu di desa Ngepung Kecamatan Sukapura letaknya ± 7 Km dari dusun Sekarputih. Masyarakat sangat antusias datang ke desa untuk hadir di Musyawarah Desa Perencanaan agar usulannya dapat didanai oleh PNPM-MP. Tak sia-sia masyarakat dusun Sekarputih datang ke balai desa meskipun dilakukan dengan jalan kaki melewati sungai besar jarak dari dusun sekarputih ke balai desa sekitar ± 3Km, dengan hasil usulannya layak diusulkan ke tingkat kecamatan, sorak gemuruh kegirangan terdengar dari balai desa karena usulan pengadaan air bersih di dusun Sekarputih terkabul.
Anak - anak dan warga menikmati hasil pembangunan |
Pekerjaan pengadaan air bersih dilaksanakan mulai dari mata air sampai ke dusun sekarputih dengan sistim grafitasi, tandon penampungan 1 diletakkan di pinggir dusun, tandon penampungan 2 diletakkan di tengah-tangah dusun dengan kapasitas masing-masing 12 m3 disepakati oleh warga dusun nantinya untuk pengambilan air bersih masyarakat harus swadaya membeli meteran air untuk di tiap-tiap rumah, dan setiap bulannya harus membayar sesuai meteran air yang digunakan, untuk pengelolaannya akan di bentuk tim pemelihara & pengembangan air bersih atau himpunan pemakai air minum (HIPAM). Sekarang pemasangan dan pembuatan tandon sudah hampir selesai 90 % tandon 1 dan tandon 2 bisa dicoba untuk diisi oleh air, air pun mengalir dengan kecapatan dan debit yang sangat besar. Masyarakat dusun Sekarputihpun pun sekarang bisa tersenyum dan bersyukur bahwa air yang selama ini yang diidam-idamkan ternyata terkabul. Tim PNPM-MP Kecamatan Kuripan sewaktu mengunjungi dusun Sekarputih merasa maklum dengan kondisi geografis daerah seperti ini memang sangatlah sulit untuk mendapatkan air bersih, dan tak terduga ada seorang perempuan menggandeng seorang bocah kecil menghampiri kami dan berucap ” Terima kasih pak, dusun kami sekarang mendapatkan air bersih, sekarang kami tidak jauh-jauh lagi untuk mendapatkan air bersih dan anak-anak kami bisa mandi 2 kali sehari, silahkan mampir di rumah pak, jangan kuatir air minumnya berasal dari tandon bukan dari sungai lagi ” . He...he...he...he...ujur salah satu tim dari kecamatan sambil garuk-garuk kepala. Berarti yang kemarin kita minum air nya berasal dari mana ya ..........???? Kuripan, Ditulis oleh : Ach. Aritriyono FT Kecamatan Kuripan
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan ketikkan komentar Anda...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.