Kebangkitan kaum perempuan sudah banyak sejarah yang mencatat. Kebangkitan tokoh perempuan hampir terjadi pada setiap zamannya. Cerita dari tokoh-tokoh itupun sudah banyak diterbitkan dan dikarang oleh penulis kawakan. Semua tokoh perempuan lahir dari zamannya sendiri-sendiri. Mereka dipilih sebagai tokoh perempuan karena kiprah dan sepak terjangnya. Lebih-lebih lagi tokoh-tokoh itu punya andil yang besar sekaligus punya dampak besar terhadap perubahan masyarakat pada zamannya, bahkan bisa melampaui zaman dimana tokoh itu hidup. Pilihan salah satu tokoh atau pelaku perempuan PNPM MANDIRI PERDESAAN di kecamatan Bungatan bukan akan membahas atau menulis seperti totoh-tokoh besar di atas. Selain itu, bukan berarti mengecilkan atau menafikan pelaku-pelaku lain di kecamatan Bungatan, bahkan pelaku di kecamatan lain. Hampir dipastikan, bahwa tulisan profil termasuk jenis tulisan yang masuk kategori sulit. Karena biasanya seorang penulis profil harus bisa “masuk” ke tokoh yang ditulisnya. Penulis harus sepenuhnya melepaskan asumsi pribadi. Kalau tidak, justru keluar dari tokoh yang ditulisnya. Penilaian subyektifitas pun akan terjadi. Meski demikian, tulisan profil sangat susah keluar dari bias sang penulisnya. Pilihan salah satu pelaku perempuan di kecamatan Bungatan program PNPM MANDIRI PERDESAAN ini dilihat pertama, sosok pelaku itu dilihat dari sepak terjangnya di program PNPM MANDIRI PERDESAAN selama 3 tahun terakhir ini. Kedua, sepak terjang pelaku itu mempunyai dampak perubahan di masyarakat. Yang terakhir bagaimana pengalaman di PNPM MANDIRI PERDESAAN itu bisa bermanfaat, khususnya bagi pengembangan kapasitas sang pelaku.
Berawal dari KPMD
Berawal dari KPMD
Sejak PNPM MANDIRI PERDESAAN-MPd masuk pertama kali ke kecamatan Bungatan tahun 2010, perempuan yang bernama lengkap Nur Indah Kumala Dewi (35 tahun), bukan sosok yang banyak dikenal masyarakat atau para tokoh elit di desa Bungatan, khususnya pemerintahan desa. Meski sempat aktif sebagai bendahara Ranting Fatayat NU, kesehariannya hanya mengurus kedua anaknya sambil buka toko sederhana dirumahnya. Keseharian membuka usaha toko itu untuk membantu perekonomian keluarga. Suaminya selain bertani, juga mengajar sebagai guru honorer di sekolah dasar negeri di wilayah kecamatan Bungatan. Pertama kali mendapatkan informasi ada PNPM MANDIRI PERDESAAN di wilayah kecamatan Bungatan juga ia dapatkan dari salah satu tetangganya yang waktu itu terpilih sebagai pengurus UPK di kecamatan Bungatan. Perempuan yang mengaku kurang pergaulan bahkan juga minder saat d forum ini, sempat hadir tanpa diundang oleh desa saat pelaksanaan musyawarah desa (musdes) Sosialisasi tahun 2010 di desa Bungatan. “ Karena saya ingin tahu PNPM MANDIRI PERDESAAN, saya hadir saat musyawarah di desa meski tanpa diundang”, ceritanya. Karena belum banyak dikenal orang bahkan di kalangan tokoh elit desa, perempuan berjilbab ini belum terpilih menjadi pelaku pada saat itu. Takdir berkata lain ternyata. KPMD perempuan desa Bungatan yang terpilih di forum musyawarah desa sosialisasi mundur saat pelatihan KPMD hari pertama karena alasan suaminya tidak mengijinkan. Untuk mengisi kekosongan KPMD perempuan itu, tetangganya yang menjadi pengurus UPK akhirnya mengantarnya menemui kepala desa Bungatan, untuk diusulkan sebagai gantinya. Walhasil, kepala desa tidak langsung mengiyakan dengan alasan ada orang lain yang bakal menggantikannya.” Pak tinggi belum kenal saya waktu itu, apalagi saya belum pernah dikenal kiprahnya di desa.” tuturnya sambil tersenyum setelah acara pembinaan kelompok SPP.
Tak berselang lama melalui forum musdes, perempuan lulusan SMEA Negeri Situbondo tahun 1996 (sekarang SMK Negeri Situbondo) akhirnya terpilih menggantikan KPMD peremuan yang mengundurkan diri itu. Dari sinilah awal mula sosok ibu dari Indra Febrianti (14 tahun) dan Saifur Ridho Hakiki (4 tahun) memulai pengabdiannya kepada masyarakat melalui PNPM MANDIRI PERDESAAN di desa Bungatan. Sebagai program yang baru masuk di desa, tugas pokok KPMD yang diembannya cukup berat. Adalah tugas KPMD untuk mensosialisasikan program ini kepada masyarakat, khususnya melalui pertemuan musyawarah dusun (musdus) yang harus dilakukan pertama kali. “ Pengalaman pertama kali memimpin forum musdus di tiap-tiap dusun sunguh tidak bisa dilupakan hingga saat ini, apalagi ketika saya memfasilitasi musdus di dusun saya sendiri waktu itu”, ungkapnya sambil mengenang. Tak bisa dipungkiri, masyarakat yang sudah jenuh dengan janji-janji dari pemerintah sebelumnya, tentunya menjadi hambatan bagi KPMD untuk menyakinkan program baru ini kepada masyarakat. “waktu saya memfasilitasi di dusun saya sendiri, masyarakat banyak mencibir program ini tidak akan terwujud. Mungkin karena melihat sosok saya, kok bisa terpilih sebagai petugas di desa” katanya. Maklum masyarakat sebelum ada PNPM MANDIRI PERDESAAN ke desa ini, enggan untuk bermusyawarah, apalagi terkait dana atau program pemerintah. Masyarakat masih menganggap percuma mengadakan musyawarah karena realisasinya tidak ada di masyarakat.
Realisasinya menjadi lain, program tahun 2010 akhirnya betul-betul dilaksanakan di masyarakat. Meski tugas pokoknya sebagai KPMD, sosok perempuan yang bercita-cita jadi seorang akuntan ini di tahun 2010 juga banyak membantu pekerjaan administrasi TPK. Pada akhir tahun 2010, sosok perempuan yang punya semangat belajar ini juga terlibat aktif dalam penyelesaian dokumen penting desa, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) bersama tim perumus yang lain. Dengan kemampuan di bidang administrasi itu, perempuan dengan penampilan sederhana ini akhirnya terpilih sebagai Bendahara TPK tahun 2011. Dus, pada tahun 2012 inipun, ia masih terpilih dan dipercaya masyarakat desa Bungatan untuk menduduki jabatan sebelumnya, yaitu sebagai bendahara TPK. Awalnya yang merasa kurang pergaulan (kuper), saat ini diakuinya ia banyak mendapatkan ilmu yang berharga di PNPM MANDIRI PERDESAAN. Tidak hanya ilmu, pengalamannya di bidang administrasi PNPM MANDIRI PERDESAAN khususnya administrasi TPK, perempuan ini sekarang juga aktif dan menjabat Bendahara PKK desa Bungatan. Selamat buat kartini PNPM MANDIRI PERDESAAN desa Bungatan. Semoga akan muncul kartini-kartini baru dari proses program ini, amin. (Muhammad Romli/FK Bungatan)
Realisasinya menjadi lain, program tahun 2010 akhirnya betul-betul dilaksanakan di masyarakat. Meski tugas pokoknya sebagai KPMD, sosok perempuan yang bercita-cita jadi seorang akuntan ini di tahun 2010 juga banyak membantu pekerjaan administrasi TPK. Pada akhir tahun 2010, sosok perempuan yang punya semangat belajar ini juga terlibat aktif dalam penyelesaian dokumen penting desa, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) bersama tim perumus yang lain. Dengan kemampuan di bidang administrasi itu, perempuan dengan penampilan sederhana ini akhirnya terpilih sebagai Bendahara TPK tahun 2011. Dus, pada tahun 2012 inipun, ia masih terpilih dan dipercaya masyarakat desa Bungatan untuk menduduki jabatan sebelumnya, yaitu sebagai bendahara TPK. Awalnya yang merasa kurang pergaulan (kuper), saat ini diakuinya ia banyak mendapatkan ilmu yang berharga di PNPM MANDIRI PERDESAAN. Tidak hanya ilmu, pengalamannya di bidang administrasi PNPM MANDIRI PERDESAAN khususnya administrasi TPK, perempuan ini sekarang juga aktif dan menjabat Bendahara PKK desa Bungatan. Selamat buat kartini PNPM MANDIRI PERDESAAN desa Bungatan. Semoga akan muncul kartini-kartini baru dari proses program ini, amin. (Muhammad Romli/FK Bungatan)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan ketikkan komentar Anda...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.