Home »
Good Practices
» Gerakan 1.000 Jamban Mengubah Tradisi BAB Tidak Sehat Ke Rasa Malu Buang Hajat Sembarang Tempat ......
Gerakan 1.000 Jamban Mengubah Tradisi BAB Tidak Sehat Ke Rasa Malu Buang Hajat Sembarang Tempat ......
|
Tempat BAB
di kebun belakang rumah masyarakat
sebelum
dapat program
|
Kabupaten Kediri, Ngancar - Mengubah tradisi masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan, memang bukan persoalan mudah, butuh proses panjang berkelanjutan dengan pendampingan yang terus menerus. Karena kesehatan akan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat itu sendiri, salah satu hal penting yang mempengaruhi kesehatan lingkungan adalah jamban. Jamban yang bersih, tertata, dan tertutup, dengan pembuangan yang tersistem dengan baik, akan membuat masyarakat merasa lebih nyaman, lingkungan lebih bersih, kesehatan lebih terjaga, dan sebagainya. Di sejumlah desa Kabupaten Kediri, terutama daerah pinggiran seperti Kecamatan Ngancar, bagi sebagian masyarakat jamban seakan masih menjadi hal yang sangat mahal dan langka. Tradisi buang air besar di bawah pohon dengan penutup seadanya misalnya dari kardus, glangsing compang-camping, di sungai yang mengalir di pinggir jalan atau pinggir sawah dan kadang sungai yang mengering, masih sangat sering kita temukan. Maka, jadilah sungai menjadi jamban terpanjang milik bersama.
Secara kesehatan, jelas tradisi buang air besar seperti ini sama sekali kurang sehat, secara estetika sosial, bagi orang yang lewat melihat tradisi ini merasa kurang nyaman. Untuk itulah, maka PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Ngancar, bersama dengan elemen masyarakat dan lembaga lain seperti Pemkab Kediri pada November 2011, melakukan gerakan jambanisasi masal dengan 1.000 jamban di lima desa yaitu Desa Sugihwaras, Desa Babadan, Desa Sempu, Desa Manggis, dan Desa Ngancar.
|
Jamban milik keluarga
sesudah pelaksanaan program
|
"Kita menginginkan agar tradisi buang air besar di sembarang tempat bagi sebagian masyarakat kita, segera terhapus. Karena ini selain menyangkut kesehatan lingkungan, juga menyangkut harkat dan martabat masyarakat," ujar Bawono, Fasilitator Kecamatan (FK) PNPM-MPd Kecamatan Ngancar.
Untuk mewujudkan itu, maka PNPM MPd menggandeng Pemerintah Kabupaten Kediri melalui (Dinkes, Bappeda, Pokja AMPL) bekerjasama degan Bank Jatim melalui CSR (Corporate Social Responsibilty) Bank Jatim, PNPM MPd Kecamatan Ngancar (Dansos) juga Pemerintah Kecamatan Ngancar dan Hippam desa setempat, segera melakukan proses jambanisasi masal itu.
Dalam beberapa kasus di daerah, persoalan jambanisasi ini memang sering tidak mudah, karena akan berhadapan dengan tradisi masyarakat yang sudah turun temurun, dimana mereka kadang merasa sudah terbiasa memakai jamban terbuka dalam buang air besar (BAB) yang kurang pada tempatnya dan tidak merasa ada masalah dikarenakan kurangnya kesadaran dan pemahaman terhadap kesehatan lingkungan dan estetika sosial.
Maka, langkah sosialisasi untuk penyadaran masyarakat pun harus dilakukan terus menerus bekerjasama dengan pemerintah desa setempat. Begitu kesadaran masyarakat terbangun, semangat membuat jamban tertutup yang memenuhi standar kesehatan lingkungan tertancapkan di pikiran dan hati mereka, maka gerakan ini segera dilakukan. "Alhamdulillah, upaya ini berhasil. Partisipasi masyarakat untuk mensukseskan jambanisasi masal 1.000 jamban ini begitu besar. Karena memang ini manfaatnya untuk masyarakat sendiri," tandas Bawono.
|
Ilustrasi kontribusi sumber dana dalam gerakan Jambanisasi & Air Bersih |
Bawono menjelaskan, program jambanisasi di beberapa desa di Kecamatan Ngancar ini sangat vital. Karena masih banyak masyarakat yang belum memiliki jamban sendiri, kesehatan lingkungan hampir tanpa perhatian sama sekali, tradisi masyarakat buang air besar di ruang terbuka cukup besar. Di sisi lain, untuk membangun jamban sendiri sering mereka tidak mampu karena persoalan ekonomi. "Akhirnya, mereka buang air besar seadanya, di sembarang tempat. Tradisi ini yang ingin kita ubah,"katanya. Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh warga sebenarnya kebutuhan akan Jamban sebanyak 2.585 unit, tetapi sedang terealisasi sebanyak 1.125 unit Jamban – yang terdiri dari sumbangan CSR Bank Jatim Kediri sebanyak 1.000 unit , PNPM MPd Kediri sebanyak 105 unit dan sumbangan dari Hipam sebanyak 20 unit Jamban. Gambar diatas adalah ilustrasi kontribusi sumber dana dalam gerakan Jambanisasi & Air Bersih di Kecamatan Ngancar.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan ketikkan komentar Anda...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.